Tag(s):
• Pernikahan yang diatur
• Tokoh Wanita
• Heteroseksual
• Pornografi
• Memutar

Nanda, wanita muda yang terjebak cinta penuh nafsu dengan sang kekasih. Dia terpaksa menikah diusianya uang masih muda. Dalam pernikahan nya dia tidak hanya menghadapi suami yang dingin dan juga kaku. Tetapi dia juga harus menghadapi sang Ibu mertua dan juga adik Ipar yang tidak suka dengan keberadaan Nanda. Menghadapi kedua wanita uang iri dengki padanya. Membuatnya bertambah tangguh dan juga lebih kuat. akankah Nanda bisa melewati semuanya? Dan berakhir bahagia?

Last Update

Editor´s Choice

Blood in the Heirlooms

Sasha Johnson

Breaking Chain

Sovereign

CARA

miss.ssab

Amelia And The GhostHunters

ChoJoyce

ENRAGED SOUL

Otu Harriet

Hannya the curse of revenge

J.A.G

Recommendation

The Unexpected

naenyo

Purple-haired Princess (English Ver)

Moonlightavery

Rise Of The Black Cat

Nana_raeni06

She's Devious

Dickson Saba

Checkmate | Stalemate Series Book 2 (BL Novel)

Kei Abordo

Serendipity's Song

bard

The Pirate Who Stole My Heart

G.M. Butterfly

Collection Of Short Story 2

Leah Felix

Dominating Desires

Xterian

Pretence

Nayko Ayasame

Book Comment (336)Leave your comment on App

• 
  AjjYuanita

  bagus dan seru

  1d

    0
• 
  Doankucah

  keren banget ceritanya Thor👍💪💪💪

  2d

    0
• WardanaWayan

  sangat keren

  2d

    0
• SakawwLepz

  seru

  5d

    0
• Al baniFarikul

  sangat cocok buat ku

  9d

    0
• Zaki Ariansyah

  saya suka ini

  16d

    0
• Riski Azizah Nur Aska

  sungguh menarik 😍

  20d

    0
• MulyaniSri

  bagus

  20d

    0
• AidilfitraFaris

  bagus

  23d

    0
• 
  Mon Sapongkel

  aku suka

  27d

    0

• Total: 58

• Bab 1

  "Mas, sepertinya aku hamil. Bulan ini aku belum haid, padahal ini sudah hampir ganti bulan!"
  "Terus k

• Bab 2

  Pagi menjelang, tatkala tubuh ini malas untuk beranjak dari lelap. Namun niat harus tetap disatukan.

• Bab 3

  "Mas … Tapi ibumu bicara seperti itu, tidak pada kenyataannya! Aku capek, Mas. Mengalah terus! Selal

• Bab 4

  Ibu mertuaku tidak menjawab sepatah katapun. Dia tak menyangka, aku akan bicara seperti itu.
  "Hayo, s

• Bab 5

  "Waalaikumsalam," Aku segera membuka pintu depan yang dari tadi aku tutup rapat. Karena dibelakang a

• Bab 6

  "Apa kamu gak pernah bantu-bantu mertua kamu ya? Katanya kamu selalu saja tidur, kamu gak pernah ban

• Bab 7

  Ucapan Mas Wawan kala itu, masih terngiang jelas di ingatanku. Seakan aku tak percaya dibuatnya. Aku

• Bab 8

  Mas Wawan tak menjawab sepatah katapun, dari semua ucapan temannya itu. Teman Mas Wawan yang mengant

• Bab 9

  "Saya terima nikah dan kawinnya Nanda binti Jono Sutejo, dengan mas kawin tersebut dibayar, Tunai."

• Bab 10

  Ketika Mbak Ari pergi ke warung, Emak yang sedang duduk di dapur, memanggilku.
  "Nan …."
  "Iya, Mak!" Ak

• Bab 11

  Mas Wawan menelpon dari Semarang.
  Aku sampaikan salam padanya, tak ia jawab. Tetapi malah dia berkata

• Bab 12

  Sudah satu Minggu aku berada di rumah Emak. Setelah kejadian drama tempo hari, Mas Wawan sudah mulai

• Bab 13

  "Sampaikan pada kakakmu, aku akan kembali pulang esok hari!" Aku sambil berjalan maju mundur menggen

• Bab 14

  Jam menunjukan angka lima kurang lima belas menit. Masih sedikit gelap, karena semalam turun hujan c

• Bab 15

  "Mas …." Aku menghampiri ibu dan juga Mas Wawan yang sedang duduk di depan televisi.
  "Apa … mau ngadu

• Bab 16

  "Siapa, Mas?"
  Aku bertanya pada Mas Wawan yang tengah berbicara di telepon.
  Dia tak menjawabnya, mung

• Bab 17

  Partini adalah nama ibu mertuaku. Namun jarang sekali aku menyebut dengan menambahkan namanya. Hanya

• Bab 18

  "Aku sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Ibumu padaku!" Aku terisak hingga membangunkan Hawa.
  Haw

• Bab 19

  "Arisan lagi?!"
  Aku terkejut mendengar pengakuan Ibu. Bukankah Ibu sudah diberi uang untuk arisan ol

• Bab 20

  Berubah sikap lembutnya tadi yang ia perlihatkan, di depan calon menantunya itu.
  Baru juga calon.
  Aku

• Bab 21

  "Lihat, seperti itukah istrimu, Wan!" Ibu mertuaku berlagak kesakitan, dan masih tersungkur di lanta

• Bab 22

  "Bicaralah apa yang ingin kamu katakan?" Bapak mertuaku memandang Mas Wawan dengan seksama.
  Suasana p

• Bab 23

  Ibu tak menyangka aku akan berani mematok harga untuknya. Karena selama ini, dia tidak pernah membay

• Bab 24

  "Ratna?" Aku bertanya dan sedikit tak percaya.
  "Apa kabar?" Aku kembali bertanya, lantas aku melihat

• Bab 25

  POV ibu mertua
  Nanda, dia adalah menantu dari anak sulung ku bernama Wawan. Awal perkenalan nampak di

• Bab 26

  Nanda menoleh ke belakang, memperhatikan Ibu mertuanya apakah sudah benar-benar pergi.
  "Haist … hidup

• Bab 27

  "Ini rumah gua kali," ucap Adi dibarengi tawa cengengesan.
  "Siapa sih, Di? Temen kamu tho?" Ibu berta

• Bab 28

  POV nanda
  Hatiku hancur. Ya … sehancur-hancurnya. Ternyata menikah tidak seperti yang kubayangkan sel

• Bab 29

  "Pakde …." Aku menahan tangis dengan segenap tenaga yang tersisa.
  Setelah peristiwa keributan di ruma

• Bab 30

  "Adi, kamu kirim pesan sama Mas Mu! Tanya Nanda kapan pulang?"
  Ibu langsung meminta Adi segera menany

• Bab 31

  Kemudian suamiku membukanya perlahan.
  Adi dan juga Wawan, akhirnya mereka datang.
  "Wann… Adii." Kupang

• Bab 32

  "Ada apa, Bulek? Gak usah teriak-teriak, Nanda denger kok!" jawabku santai sambil memandikan Hawa.
  "I

• Bab 33

  Jasmin terlihat bingung. Tapi Bulek baru saja keluar dari kamarku.
  "Bulek, kamu ngapain keluar kamar

• Bab 34

  Bab POV Adi
  Aku melajukan motor seperti biasa ke kantor dekat rumah. Jarak antara tempat kerja dengan

• Bab 35

  POV Nanda
  "Mbak Nanda kelewatan ya!" Siska terlihat marah, jelas dari rahangnya yang mengeras dan jug

• Bab 36

  POV author
  Ada ragu terlihat dari raut wajah Nanda. Dia seakan ingin mengatakan sesuatu hal. Namun di

• Bab 37

  POV Bulek Ami
  "Ibu gak mau tahu ya, Jas. Kamu harus bikin suamimu cinta banget sama kamu. Kamu harus

• Bab 38

  🍁POV Adi🍁
  Dirumah Mas Wawan diadakan makan bersama dengan keluarga. Meski hanya bapak dan ibu dan j

• Bab 39

  [Jasmin,] Hanya satu kata Mas Wanto mengirim pesan kepadaku.
  [Ya, Mas. Ada apa?]
  [Gak ada apa-apa! Bag

• Bab 40

  Andai dia tahu siapa pria yang bergelayut manja dengan Siska di warung makan itu. Pasti akan gempar.

• Bab 41

  Bab 42
  Amarah Ali
  "Mamah depresi, Mbak!"
  "Depresi? Kok bisa?"
  "Papah pergi ninggalin mamah demi wanita m

• Bab 42

  Bab 42
  Keras kepala
  "Adi tidak akan menceraikan Siska, apalagi meninggalkannya?"
  "Jika kamu membawa wan

• Bab 43

  Bab 43
  Ditagih hutang
  "Bayar hutang dulu! Sini kamu?" Tangan nya yang lentik melambai ke arahku.
  "Hutan

• Bab 44

  Bab 44
  Pelakor
  Kututup telpon kemudian aku tangkupkan kedua tangan ke dada. Rasanya tak percaya akan b

• Bab 45

  BAB 45
  Pengusiran
  POV AUTHOR
  "Assalamualaikum," Terdengar salam dari luar. Nanda yang hendak mengambil

• Bab 46

  Bab 46
  Kebakaran
  Nia langsung mencatat alamat toko tersebut.
  Nanda dan juga Wawan pun langsung bergegas

• Bab 47

  Bab 47
  Amarah
  "Siapa, Mas?" tanya Nanda kembali dengan penuh penekanan.
  Wanita yang berjuang mati-matia

• Bab 48

  Bab 48
  Menerka-nerka
  Sebenarnya jika uang itu sudah berkurang tak masalah bagi Nanda. Tapi ternyata ti

• Bab 49

  Bab 49
  Rayuan Siska
  Adi seperti biasa terlihat sibuk menyiapkan segala macam keperluan kerjanya. Hari

• Bab 50

  Bab 50
  Bu siti
  "Siapa wanita itu, Pak?"
  Nanda menerka-nerka siapa wanita yang telah membayar orang untu

• Bab 51

  BAB 51
  Harapan
  "Bu, kalau boleh tau nama ibu siapa?" tanya Nanda sampai lupa berkenalan.
  "Saya ibu Siti

• Bab 52

  Bab 52
  Kasih
  "Kasih?" Adi terkejut melihat mantan berkunjung dengan tiba-tiba. Tanpa memberi tahu terl

• Bab 53

  Bab 53
  Pak lurah
  "Saya dari toko Mawar, Mbak Nanda!" jawab wanita yang ada di sebrang telepon.
  "Toko ma

• Bab 54

  Bab 54
  Hutang
  "Maafkan ibu ya, Sayang! Hawa ayo kita sekolah, Nak." Nanda menguatkan hatinya. Tak sepa

• Bab 55

  Bab 55
  Jasmin sakit
  "Soal Jasmin. Mas bingung mau ngadepi Jasmin bagaimana? Sikapnya sangat berbeda, s

• Bab 56

  Bab 56
  Permintaan maaf siska
  "Mas Wawan, sarapan dulu yuk! Udah aku siapkan di meja. Pagi ini aku masa

• Bab 57

  Bab 57
  Rumah sakit Jiwa
  Semua orang yang ada di halaman rumah Nanda secara bersamaan menoleh ke arah m

• Bab 58

  ##Bab 98
  Akhir bahagia
  "Mas, Siska meninggal dunia. Kemarin di rumah sakit karena sebuah kecelakaan.