Total : 100Bab 1
Juli, 2011 ~•°•~ "Rindu, Ibu minta maaf tidak bisa memberimu izin membawa ijazah ini pulang. Silakan k
readmore Bab 2
~••°••~ Sepanjang perjalanan menuju rumah, air mataku menghujan deras. Kak Kasih juga sama. Tangannya
readmore Bab 3
~••°••~ Malam ini, kami berkumpul semua. Aku, Emak, Kak Kasih dan suaminya, Aldo dan Rafif—anak Kak K
readmore Bab 4
~••°••~ "Dari mana, Rindu? Kakak dari tadi di sini, pintu nggak dikunci. Emak nggak ada, kamu nggak a
readmore Bab 5
~••°••~ Pukul sembilan kurang beberapa menit, aku sampai di sekolah. Menaiki ojek pangkalan dari ruma
readmore Bab 6
~••°••~ Hampir 10 menit aku berjalan, bergegas tanpa menoleh lagi ke belakang. Harusnya aku ikuti apa
readmore Bab 7
~••°••~ "Sudah, ya. Jangan dijadikan beban pikiran juga omongan Emak." Kak Kasih pamit pulang. Aku ban
readmore Bab 8
~••°••~ "Sudah, Rin. Sudah, hentikan tangisanmu!" Kak Kasih melonggarkan pelukannya. "Rindu ingin Bapa
readmore Bab 9
~••°••~ "Rindu, langsung ke ruangan kepala sekolah. Silakan, Bu." Pak Huspri mempersilakan kami berja
readmore Bab 10
~••°••~ "Guru kamu baik-baik semua, Rin. Emak keburu keder, kirain pada galak." "Namanya guru ya baik,
readmore Bab 11
~••°••~ Tidak butuh waktu lama untuk tersebarnya berita tentang penarikan kembali sawah oleh Etek Yar
readmore Bab 12
~••°••~ "Barangkali ini hanya ketakutan saya, Bu Ros. Andai, maaf kalau perandai-andaian saya ini sed
readmore Bab 13
~••°••~ Di luar hujan begitu deras. Aku hampir tergelincir tadi ketika hendak berwudhu. Beruntung Ema
readmore Bab 14
"Hah, cuma ini, Mintuo?" seru Uda Revan sembari menyingkap tudung saji. Emak hanya menghela napas be
readmore Bab 15
~••°••~ Ada perasaan deg-degan membuka tas pemberian Pak Huspri. Keterkejutan itu bertambah tatkala i
readmore Bab 16
~••°••~ "Rind, Emak lihat Febi pulang. Siapa tahu kamu bisa ke Padang sama dia." Emak yang baru pulan
readmore Bab 17
~••°••~ Selesai Subuh, semuanya sudah kemas. Tinggal aku berganti pakaian, lalu sarapan. Ojek untuk m
readmore Bab 18
~••°••~ Selama ini, mungkin aku orang yang terlalu penakut. Aku berpikir berlebihan terhadap sesuatu
readmore Bab 19
~••°••~ Selasa sudah berjalan setengah hari. Kak Fitra yang mengambil libur kerja dua hari demi aku,
readmore Bab 20
~••°••~ "Jangan semua, Bang. Cukup satu!" "Semua aja, Rindu. Hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih
readmore Bab 21
~••°••~ Langkah sore ini agak beruntung. Cukuplah di-bully ibu-ibu di posyandu barusan, jangan sampai
readmore Bab 22
~••°••~ Waktu akan terus berjalan. Hari demi hari sebelum perkuliahan di mulai masih kuisi dengan men
readmore Bab 23
~••°••~ Sahabat baruku, Fuji Nagita berasal dari Batu Sangkar. Setelah berbincang lewat pesan WhatsAp
readmore Bab 24
~••°••~ Malam itu, tangisku agak lama di atas sajadah. Tangan tertengadah lebih tinggi. Tidak rumit p
readmore Bab 25
~••°••~ Sekuat tenaga aku tahan air mata. Apa yang ditanyakan oleh Bang Heru sepanjang jalan, kujawab
readmore Bab 26
~••°••~ Sudah kucukupkan tekad, merangkai asa yang sempat terserak. Siapa lagi yang akan mengubah nas
readmore Bab 27
~••°••~ "Eh, Dokter Rindu pulang nih." Ceu Nova tentu sedang mengolok-olok, pagi Minggu menjadi saksi
readmore Bab 28
~••°••~ Telah lama aku dan Febi menjadi orang asing. Secara tidak sengaja bertemu di berbagai tempat,
readmore Bab 29
~••°••~ "Maaf ya, Kak. Senin saya sudah kembali ke Padang. Selasa siang sudah bisa kak ambil resumeny
readmore Bab 30
~••°••~ Febi bukanlah aku, dia punya privilege sejak lahir. Nikah bawah tangan, pesta perhelatan besa
readmore Bab 31
~••°••~ Selama 10 hari di Myanmar, tidak sempat untuk sekadar menelepon Emak. Dikatakan tidak, ketika
readmore Bab 32
~••°••~ Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu itu tiba. Yaitu hari Bang Doni libur kerja dan bisa memin
readmore Bab 33
~••°••~ Bang Doni sepertinya juga sangat lelah. Hingga matahari sudah selemparan galah, ia masih tert
readmore Bab 34
~••°••~ Baru saja aku melangkah keluar dari ruang dekan, dosen yang akrab disapa Bu Firda tersebut su
readmore Bab 35
~••°••~ "Katanya pulang cepet, jam segini baru nyampe rumah. Kan mau jemput motor," cegah Fuji di pin
readmore Bab 36
~••°••~ Satu hari pasca pemakaman Mintuo Yeni, kondisi kampung semakin riuh. Tak jua reda desas-desus
readmore Bab 37
~••°••~ Hampir setiap hari aku bertanya kepada Kak Kasih tentang kondisi Febi. Bagaimanapun, ia tetap
readmore Bab 38
~••°••~ "Zalim dari mana? Itu 'kan memang sawah orang tua Etek, punya hak penuh dong kami mau diapaka
readmore Bab 39
~••°••~ Menjelang Dzuhur aku sampai di Padang, Senin yang gersang bermandikan cahaya terik garang san
readmore Bab 40
~••°••~ "Prof!" Aku berusaha mensejajari langkah beliau yang bergegas. "Ya?" "Mengenai yang Prof sampai
readmore Bab 41
~••°••~ [Hai, Bitch!] Pesan itu masuk berkali-kali, berhari-hari. Awalnya aku abaikan, lama-lama risih
readmore Bab 42
~••°••~ Sepanjang malam aku merintih menahan perih di bekas jahitan dagu dan rusuk kanan. Emak dan Ba
readmore Bab 43
~••°••~ "Coba diingat-ingat lagi, Rin. Barangkali tidak disengaja pernah melukai perasaan orang." Emak
readmore Bab 44
~••°••~ Setelah salat Subuh, Emak sudah berkemas-kemas. Pagi ini aku dipindahkan ke Rumah Sakit Umum
readmore Bab 45
~••°••~ "Kenapa dia dibawa ke sini? Adik saya punya hak untuk mendapatkan kenyamanan dan ketenangan,
readmore Bab 46
~••°••~ Hari kedua menginap di kamar VIP Rumah Sakit Umum Daerah di Kota Solok, penyangga punggungku
readmore Bab 47
Berkali-kali kutekan bel, suster datang dengan langkah tergesa. Wajahnya terlihat cemas ketika melan
readmore Bab 48
~••°••~ "Loh, ada Nak Farid?" Emak tiba-tiba muncul. Bayangkan saja kepiting rebus, seperti apa merahn
readmore Bab 49
~••°••~ "Siapa, Rin?" Emak menatap ke arahku tajam. "Orang tua Rosemary." "Kenapa seperti itu cara bica
readmore Bab 50
~••°••~ Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, tinggal 2 jam lagi menuju deadline. Masih ada 3 soal
readmore Bab 51
~••°••~ "Bapak apa kabar?" Aku bertanya hati-hati sambil mengamati Pak Arzen yang begitu sabar menyua
readmore Bab 52
~••°••~ Mendekati waktu Dzuhur, terapi berjalan dihentikan. Dari ruangan terapi, dibantu dengan penya
readmore Bab 53
~••°••~ Sore itu menjadi petang yang diselimuti rasa haru dan syukur tak terhingga. Pak Arzen beserta
readmore Bab 54
~••°••~ Pak Arzen terduduk lemas di sofa setelah melihat bekas lebam-lebam hampir di sekujur tubuh Ka
readmore Bab 55
~••°••~ "Gue mau ngomong banget sama kalian, please untuk sekali ini percaya." Raisya meremas jemari
readmore Bab 56
~••°••~ "Mak?" Emak yang baru datang, menoleh cepat. Beliau sedikit terkejut. Apa suaraku barusan terl
readmore Bab 57
~••°••~ Sambil menunggu Bang Farid mengurus berkas-berkas administrasi, aku dan Emak menemui Pak Arze
readmore Bab 58
Desember, 2014 ~••°••~ Pak Gunadarma izin untuk duduk di luar, bersama dengan istrinya. Rumah Emak mem
readmore Bab 59
~••°••~ Hari ke-3, rumah Emak sudah rampung. Ini hampir seperti program bedah rumah yang sering aku t
readmore Bab 60
~••°••~ Emak sama tercengangnya denganku. Malah berbalik ke dalam memastikan waktu yang ditunjukkan o
readmore Bab 61
~••°••~ "Abang jangan aneh-aneh masih pagi," sambarku mendelik kepadanya. "Rindu, jangan meninggikan s
readmore Bab 62
~••°••~ Di hari pernikahan Febi pun semangatku menguar entah kemana. Meski kupaksakan tetap tersenyum
readmore Bab 63
~••°••~ Bulir air mata yang semakin banyak membasahi manik bening milik Bang Farid, sudah lebih dari
readmore Bab 64
~••°••~ Pagi-pagi sekali Emak sudah berangkat ke rumah Mak Rustam, lebih tepatnya ke rumah istri muda
readmore Bab 65
~••°••~ Sejak pagi, ibu-ibu sudah ramai di rumah. Setiap orang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
readmore Bab 66
~••°••~ 17 Januari 2015 Tersebutlah ia gedung Kubuang Tigo Baleh. Terletak di pinggir hamparan sawah S
readmore Bab 67
~••°••~ Lewat tengah malam, Bang Farid baru pulang. Mendengar suara ramai di luar, aku bangun dan ber
readmore Bab 68
~••°••~ "Jadi balik hari ini?" Bang Farid baru selesai mandi, di hari ke-3 setelah resepsi besar-besar
readmore Bab 69
~••°••~ Malam itu, bertambah satu lagi anggota keluarga kami. Putri nan cantik jelita, impian Emak ha
readmore Bab 70
~••°••~ Aku pulang ke rumah di Madila, mengurus Aldo dan Rafif sampai Kak Kasih diperbolehkan pulang.
readmore Bab 71
~••°••~ Baru saja aku berbelok ke halaman, Rafif berlari menyongsong. Matanya basah, hidungnya merah,
readmore Bab 72
Sebelum aku melanjutkan kisah perjalanan untuk mencapai gelar dokter, barangkali perlu untuk kugamba
readmore Bab 73
Tengah malam aku terbangun mendengar suara tangisan Humaira. Di sampingku, Bang Farid tertidur pulas
readmore Bab 74
~••°••~ Bang Farid berangkat lebih awal dari biasanya. Beberapa dokumen harus diselesaikan sebelum ak
readmore Bab 75
~••°••~ Permasalahan kerja dengan Uni Ema ternyata tidak sesederhana itu. Sebuah berita yang menggeli
readmore Bab 76
~••°••~ Sambil lewat, Bang Farid singgah di salah satu toko perabotan. Membeli kasur spring bed dan k
readmore Bab 77
"Insya Allah saya dibesarkan dengan didikan dan nilai agama yang baik, Bu. Justru untuk menghindari
readmore Bab 78
~••°••~ Aku ketinggalan banyak hal, tentu saja. Dua bangku yang selalu tercium wangi dari jarak jauh,
readmore Bab 79
Ketika aku benar-benar tersadar dari trauma kecelakaan, selain Emak ... yang aku pikirkan adalah Fuj
readmore Bab 80
~••°••~ "Kita boleh baik, Bang. Boleh banget. Tetapi, lihat dulu dong baiknya ke siapa? Setelah semua
readmore Bab 81
~••°••~ Satu minggu berlalu setelah aku bertemu dengan Leni. Kabar terakhir darinya bahwa dia sudah k
readmore Bab 82
~••°••~ Meninggalnya Bapak Leni, menancapkan belati panas di dadaku. Setiap rasa dirundung rasa bersa
readmore Bab 83
Permulaan April, 2015 ~••°••~ Ketika tubuh sudah kembali pulih, pekerjaan di kampus sudah menunggu unt
readmore Bab 84
"Fadilah sering menyendiri, Pak?" Jika ingin mencari informasi akurat, maka yang diinterogasi adalah
readmore Bab 85
~••°••~ Memang puas terasa di hati, bisa membungkam Tante Resa dan Tante Ajeng. Namun, di balik itu a
readmore Bab 86
~••°••~ "Kok malah Emak yang minta maaf. Uda Revan itu jahat, Mak. Pokoknya Etek Yarni dan keluargany
readmore Bab 87
"Ibu pasti kecewa lantaran Rindu nggak kunjung hamil, Bang." Tiba-tiba saja hari itu mood-ku rusak. T
readmore Bab 88
~••°••~ Setelah menyelesaikan ujian terakhir, tinggal satu bulan untuk persiapan berangkat ke Jepang.
readmore Bab 89
~••°••~ "Aku kecewa sama kamu, Ji. Sampai nggak tau mau ngomong apa lagi." Mungkin memang sudah menjad
readmore Bab 90
~••°••~ 15 April 2016 Semua kebutuhan untuk pelaksanaan ko as lintas negara yang akan aku jalani satu
readmore Bab 91
17 April 2016 ¤¤¤¤¤ Masih dengan duka yang bergejolak dalam jiwa, aku menapakkan kaki penuh syukur di
readmore Bab 92
♡♡♡♡♡ Minggu di musim semi yang semringah. City park, sudut-sudut kota, dipenuhi oleh bunga sakura ya
readmore Bab 93
Pada sebuah rumah sakit swasta, aku mulai menjalani bakti sebagai dokter muda alias ko as. Betapa ba
readmore Bab 94
Hari pertama~~ Lima menit menunggu di kantin, Palet datang dengan James kawannya. Dia juga sama, seor
readmore Bab 95
Hari kelima~~ Karls datang sendiri, tidak ada James dan Palet. Aku biarkan dia duduk, tanpa bertanya
readmore Bab 96
Ibu Palet bernama Mucikiha Hana, dirawat di sebuah rumah sakit swasta di pinggir kota Tokyo. Temanku
readmore Bab 97
Aku Harmoni Rindu Umayyah, hanyalah manusia biasa. Aku bukan malaikat berhati putih, tanpa syak wasa
readmore Bab 98
♡♡♡♡♡ Perlahan tapi pasti, kehidupan kami di Jepang mulai membaik. Bang Farid sudah tumbuh lagi optim
readmore Bab 99
Menghitung beberapa bulan ke depan lagi aku di Jepang. Belakangan ini, selain kesibukan dinas, juga
readmore Bab 100
Berdesakan dengan masuknya waktu Magrib, kami mendarat selamat di Bandara Soekarno-Hatta. Dari sini,
readmore
dari awa baca sampai bab ini sumpah! mrinding dan sering than napas Krn rasa yg mngharu biru cerita yg sngt bagus banyak makna tersirat didlmnya kerrreenn
01/08/2022
0cerita yang bagus.penuh nilai2 kekeluargaan,agama .sehat dan sukses selalu ya kak
23/06/2022
1karangan yg indah saya sampai menangis membaca ini yg belum baca wajib baca seru 🔥🔥🔥🔥
23/06/2022
0good novel
7h
0sangat menyayat hati
2d
0seedih
11d
0okk
01/11
0ceritanya bagus, saya suka sekali. banyak pelajaran hidup dari cerita ini.
30/10
0besttttt
11/08
0alhamdulillah
09/08
0