Overview
|Catalog
- Tag(s):
- Perceraian
- Keluarga
- Pornografi
Mosa (25 tahun) menikah dengan Roni (35 tahun). Menurut Mosa kedewasaan tidak diukur dari usia. Roni yang terpaut jauh dengan Mosa ternyata tidak bisa mandiri. Selalu mengikuti perkataan ibunya. Mosa tidak menyangka jika Roni yang rajin sholat 5 waktu dan gemar mengikuti kegiatan keagamaan tidak bisa memperlakukan istrinya dengan baik
Last Update
Editor´s Choice
Recommendation
Book Comment (241)
- Total: 98
Chapter 1 Sikap Manis
"Mas, kenapa sikapmu begitu dingin padaku?" tanya Mosa pada suaminya. Mereka baru saja menikah tetapChapter 2 150 Ribu Rupiah
"Maksud kamu apa berkata seperti itu?" sentak Roni. Sangat murka.
"Kamu datang ke rumahku, kamu menChapter 3 Ayam Kecap
Hati Mosa seakan ingin menjerit saat di telepon oleh Mina, tetapi dia hanya ingin menjaga nama baikChapter 4 Tidak Dianggap
Mosa kemudian tertidur dengan kepala pusing.
Esok harinya, Mosa sudah bersiap untuk sholat subuh tetChapter 5 Kecurigaan Raisa
"Tetapi dia malah memegang kendali Roni sampai mengatakan hal yang tidak baik kepada kamu. Ibu tidakChapter 6 Rencana Berpisah
"Ya sudah. Nanti selepas sekolah kita cari angin sedikit. Kamu memang teman yang baik, Sa," ucap MosChapter 7 Berdebar
Beberapa hari kemudian Roni mendapatkan surat panggilan dari pengadilan.
"Akhirnya dia ke pengadilanChapter 8 Pesan Raka
Roni kemudian berpamitan karena harus melihat stok di gudang yang lain. Setidaknya ia sudah lega biChapter 9 Teman SMA
"Pasti dia senang. Apalagi perempuan yang akan dinikahinya cantik. Dia juga nggak perlu kerja, dia bChapter 10 Trauma
Hari ini Mosa baru saja pulang dari sekolah.
"Sa, Ibu mau pengajian kamu di rumah atau ikut?" tanyaChapter 11 Terkejut
"Alhamdulillah, Allahhumma … " penghulu memanjakan doa untuk pasangan pengantin di hadapannya. "AlhChapter 12 Melawan Mertua
"Mohon maaf, kalau untuk itu sepertinya merendahkan saya. Saya tidak pernah berpikiran seperti itu.Chapter 13 Ke Dokter
Satu bulan kemudian Laila memeriksakan diri ke dokter. Karena ia mengeluh pusing dan mual. Karena seChapter 14 Pandangan Pertama
Maaf, Pak. Kalau boleh tahu kenapa Bapak saya kemari, ya?" tanya Mosa hati-hati. Perasaannya sudah mChapter 15 Roni Kesal pada Laila
Astagfirullah, tega sekali teman kamu itu, Dre. Sekarang Ayah mendukung kamu untuk mendekati Mosa. HChapter 16 Laila Mencari Jodoh
Roni terhenyak mendengar perkataan Laila yang cukup tajam.
"Laila, kamu sadar apa yang baru saja kamuChapter 17 Penolakan dari Mina
Mosa sedang memainkan ponsel di kamarnya. Rasa lelah setelah membuat kue ia rasakan. Beberapa aplikaChapter 18 Roni Tahu Kehamilan Laila
Di rumah Roni.
Laila sedang menikmati kehamilan tanpa diketahui oleh Roni. Ia yang seperti dikurung dChapter 19 Keributan Sarni dan Laila
"Dia tidak menunjukkan sesuatu yang mencurigakan, Bu. Dia selalu di rumah kan nggak pernah keluar?"Chapter 20 Macet
Di rumah Mosa.
Saat Mosa baru pulang dari sekolah. Ternyata ada pesan dari nomor yang tidak dikenal.Chapter 21 Pujian Andre Untuk Mosa
"Tetapi apa, Mosa?" tanya Andre.
"Terkadang aku merasa aku masih jauh dari kata sempurna. MempelajariChapter 22 Tamparan Untuk Roni
"Mosa. Kamu sudah pulang," ucap Roni.
Mosa turun dari motornya. "Kamu kenapa ada di sini?" tanya MosaChapter 23 Keyakinan Roni
"Tapi apa lagi?" tanya Mina.
"Sudahlah, Bu. Tadi aku bawakan terang bulan pesanan ibu," sahut Mosa laChapter 24 Roni Datang Lagi
"Andre!" Mosa berseru.
"Iya, Mosa. Aku sudah yakin. Aku akan trus memperjuangkan kamu. Aku yakin kitaChapter 25 Air Mata Mosa
"Mungkin ini terlalu mendadak, Pak. Mosa masih belum lama bercerai. Apa nanti kata orang kalau sudahChapter 26 Penjelasan Laila
Saat itu Roni merasa sedikit bersalah. Tetapi perasaannya saat melihat ibunya terbaring di rumah sakChapter 27 Lamaran Andre Diterima
Di rumah Mosa. Pukul 8 malam.
Andre dan Ayahnya sudah pulang. Kini Mosa sedang berbunga sembari mempeChapter 28 Lapar
"Memang apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Andre.
"Sebenarnya aku mengharapkan mantan istriku kembChapter 29 Kontrakan Baru untuk Laila
"Kamu, ngapain di sini?" tanya Laila. Meskipun masih mengantuk Laila merasa suaminya aneh.
"Aku hanyaChapter 30 Roni Berusaha Berubah
Roni bingung. Ia mengingat pesan Andre kemarin ternyata benar. Ketika sedang ada masalah harus tetapChapter 31 Roni Menengok Sarni
"Kamu ini masih saja perhitungan, Mas. Katanya mau berubah tetapi kamu masih saja seperti itu. ArtinChapter 32 Mosa Dibonceng Andre
"Tenang! Nanti Ibu bantu untuk bicara dengan ayahmu. Insya Allah ada jalan. Kamu masih menyimpan nomChapter 33 Andre Merasa Bimbang
"Ada urusan dengan ayah, Bu," jawab Mosa pelan.
"Ini seperti bukan suamimu, kamu selingkuh, ya?" balaChapter 34 Datang Ke Acara Tiga Bulanan Raisa
"Selamat ya, Raisa. Kamu sudah menunggu beberapa tahun akhirnya akan menjadi seorang ibu. Aku ikut sChapter 35 Mosa Bermimpi
Waktu berjalan begitu cepat. Tiga puluh menit berlalu. Penghulu kembali mendatangi calon pasangan peChapter 36 Mosa Masih Bingung
"Amin. Aku juga berharap begitu. Aku sangat berharap jika ini adalah pernikahan terakhir aku," sahutChapter 37 Roni Datang ke Rumah Mosa
Andre dan Mosa kemudian berdiri. Mereka akan menyambut kedatangan Roni. Roni seperti wajahnya merahChapter 38 Laila Tertancap Pisau
Laila kemudian mencoba menelpon Roni.
"Halo, Ron. Kamu dimana? Cepat pulang!" pinta Laila dengan berbChapter 39 Malam Pertama Mosa
"Tetapi apapun yang terjadi tidak akan mengubah apapun, Ron. Kamu harus mempertanggung jawabkan perbChapter 40 Menemui Roni
"Maaf, Bu. Kedatangan kami kemari memang untuk berbela sungkawa. Saat pernikahan Roni waktu itu sayaChapter 41 Memadu Kasih
Mosa kemudian duduk bersebelahan dengan Andre. Memandang gunung dengan matahari yang hangat. BersamaChapter 42 Saling Memiliki
Esok harinya, Andre sudah terlebih dahulu bangun. Ia sengaja tidak membangunkan istrinya yang masihChapter 43 Siapa Hendra?
"Kamu siapa?" tanya Roni. Ia tidak mengenal dengan siapa sosok laki-laki yang masih muda itu datangChapter 44 Ke Dokter Kandungan
Satu tahun kemudian.
Selama satu tahun ini, Mosa dan Andre selalu berpindah satu minggu sekali di rumChapter 45 Nasihat Raisa
Andre bergeming. Apa yang diucapkan istrinya itu memang benar. "Ya sudah, sekarang kamu yang tenangChapter 46 Ulang Tahun Ibu Mertua
Setelah Mosa membersihkan piring, ia segera menuju ke kamar untuk menghampiri Andre.
"Kamu masih capeChapter 47 Ke Kantor Andre
"Jangan begitu! Aku ini orang biasa saja. Kamu yang hebat, Dre, bisa disekolahkan sama kantor. Ke luChapter 48 Nasihat Seorang Ayah
Mina menghela nafas panjang. "Kamu dan Andre coba yang memikirkan kembali," tuturnya, lalu bangkit mChapter 49 Rencana Awal Hendra
Hendra kemudian menghubungi Roni untuk bertemu. Tidak butuh waktu lama mereka bertemu di sebuah cafeChapter 50 Obrolan Teman Sesama Guru
Satu minggu kemudian Mosa sudah mendapatkan pengganti di sekolah. Ia bertanggung jawab sebelum benarChapter 51 Salam Perpisahan
Di rumah Mosa. Sehari sebelum keberangkatan ke Belanda.
"Mosa, semua yang akan dibawa apa sudah diperChapter 52 Andre Selamat
Mobil yang terlibat dalam kecelakaan adalah dua buah. Mobil pertama yaitu mobil yang membawa Andre.
SChapter 53 Operasi Mosa Berjalan Lancar
Andre menyusuri lorong rumah sakit menuju ke ruang operasi dengan langkah yang masih cukup sakit.
TetChapter 54 Roni Menyesal Lagi
Keesokan harinya, Roni masih berdiam di dalam rumahnya. Tidak melakukan sesuatu apapun. Sarni bahkanChapter 55 Tujuh Hari Mosa Belum Sadar Juga
Seperti yang telah dikatakan oleh Luki, jika semua urusan Andre telah diurus oleh perusahaan. KunciChapter 56 Mosa Sadar
Perlahan Andre menghampiri Mosa yang masih terpasang beberapa alat bantu di tubuhnya yang lemah. MatChapter 57 Mina dan Raka ka Rumah Sakit
"Aku takut, Dre," keluh Mosa.
"Takut apa?" tanya Andre.
"Takut kalau hal itu terjadi lagi, jujur ingatChapter 58 Posisi Baru untuk Andre
Sesampainya di sebuah tempat yang cukup indah. Di sana adalah sebuah perumahan yang mewah. Andre jugChapter 59 Rumah Baru untuk Andre
"Jadi bagaimana, Dre? Kamu mau tidak?" tanya Bos Andre.
"Apa Bapak yakin dengan keputusan itu?" balasChapter 60 Mimpi Mosa
Esok harinya Andre sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. Untuk pertama kalinya Andre ke kantor meChapter 61 Desakan Sarni pada Roni
Menunggu Mina pulang dari belanja, Mosa kembali ke kamar. Merebahkan dirinya di atas ranjang.
"Ya TuhChapter 62 Roni Bertemu Wanita Cantik
"Aku, aku freelance," jawab Roni terbata.
"Oh iya. Senang bertemu denganmu, Ron," sahut Tina.
Roni barChapter 63 Dilancarkan
"Aku sebenarnya menyukaimu, Tina. Maukah kamu menjalin hubungan denganku? Tetapi maaf, aku memang tiChapter 64 Melihat Rumah Baru
"Baiklah, nanti siang kita ke sana, ya?'' balas Andre.
Akhir pekan memang hari yang bisa dinikmati beChapter 65 Roni Diajak Tina ke Hotel
"Mosa, yuk kita ke kamar!" ajak Andre.
Mosa hanya pasrah ketika tubuhnya diajak ke kamar oleh Andre.
"Chapter 66 Mengalihkan Jalan
Tanpa bisa menolak lagi, Roni hanya bisa menurut perkataan Hendra. Seperti yang telah dijadwalkan, RChapter 67 Kabar Tak Terduga
Setelah mereka selesai menikmati sarapan. Andre mengajak Mosa untuk duduk di ruang keluarga. Hari inChapter 68 Roni Makin Menggila
Roni menganggukkan kepala nya, tanda setuju dengan perkataan Tina. "Ya sudah kalau begitu. Tapi bagaChapter 69 Jus Alpukat Untuk Mosa
Andre membuat jus alpukat dengan sangat rapi. Sebagai pimpinan ke dua tertinggi di kantornya, AndreChapter 70 Karno Murka
"Ibu selalu mengungkit masalah itu. Bukankah itu sudah menjadi kewajiban seorang ibu yang memenuhi kChapter 71 Roni Ditangkap Lagi
"Maksud kalian apa, ya? Kenapa aku harus ikut ke kantor?" tanya Roni sembari tangannya diborgol olehChapter 72 Si Jago Merah
Andre menceritakan tentang kejadian yang menimpa Roni kepada Mosa. Andre sudah mengetahui tentang RoChapter 73 Mawar
"Pak, apa ada yang terluka?'' tanya Luki segera setelah turun dari mobil.
"Tidak. Kami semua sudah keChapter 74 Cerita Mawar
"Ini sepertinya juga enak, Mosa. Udang asam manis. Kamu mau?" tanya Andre.
"Enggak. Aku gak mau. KalChapter 75 Mosa Merajuk
"Sudah, Bi Imah dan Mawar silakan duduk saja di sini!" titah Mina untuk menjadi penengah.
Bi Imah yaChapter 76 Roni Memeriksakan Diri
Roni kembali ke sel nya. Hari ini dia merasa gatal di bagian organ sex nya.
"Aduh. Kenapa gatal ya?Chapter 77 Mosa Mengajak Pindah
Mawar kemudian mulai membersihkan sisa pecahan cangkir itu. Dibantu oleh Bi Imah juga.
Andre hanya meChapter 78 Andre Menjenguk Roni
"Kamu ternyata orang baik. Saya tidak menyangka. Tolong maafkan anak saya kalau ada salah sama kamu!Chapter 79 Periksa Kandungan
"Nantinya aku akan mengasuh dan mendidik anakku sesuai dengan perkembangan zaman. Kalau mungkin di zChapter 80 Karena Obat Tidur
"Dre, boleh nggak kalau aku ke sekolah senin besok? Aku ingin berkunjung aja. Mereka juga sudah meluChapter 81 Menandatangani Kuretase
"Kita sekarang di rumah sakit. Aku yang membawa kamu ke sini. Kamu tadi minum apa yang diberikan MawChapter 82 Penuh Penyesalan
Mina mengusap tangan Mosa yang tidak percaya dengan keadaan yang sedang menimpanya. Sedangkan AndreChapter 83 Roni Menghilang
Roni terdiam sejenak. "Memang ada yang menyuruh saya. Tetapi saya takut mengatakannya. Karena hanyaChapter 84 Ceramah Ustadz
Luki sebelumnya sudah menyampaikan permasalahan Mosa kepada sang ustad. Sehingga ustad tersebut punChapter 85 Ke Rumah Hendra
Sore hari ketika jatah makan Roni tiba. Seorang anak buah Hendra pun mengantarkan itu.
"Makan ini! AgChapter 86 Kondisi Roni Memprihatinkan
Petugas tadi pun tidak berani memegang yang diduga mayat tersebut. Mereka kemudian menghubungi kepolChapter 87 Kencan
Andre kemudian mengajak Mosa untuk pulang.
"Dre, boleh nggak kita ke makam ayah? Aku mau cerita samaChapter 88 Bulan Madu Lagi
"Kami juga berusaha semaksimal mungkin, Pak. Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lagi,"Chapter 89 Pantai
"Iya iya, paham. Kamu juga jangan pesimis duluan dong! Kamu itu wanita hebat," Andre memberikan MosaChapter 90 Cemerlang
"Ada, polisi sudah mengantongi bukti. Itu juga berkat Roni. Roni memang sudah membaik. Tetapi dia juChapter 91 Terlambat
Polisi kemudian membuka perlahan paket yang ditujukan kepada Andre. Sebuah surat ada di dalamnya.
[SeChapter 92 Tas Mosa Hilang
"Wah, tinggal sebentar lagi menunggu. Selamat karena akan menjadi seorang Ayah. Menjadi ayah pasti aChapter 93 Silaturahmi
Mosa kemudian muncul dari balik pintu mobil tapi tidak turun dengan sedikit mata sembab.
"Aku maafkanChapter 94 Butuh Proses
Tidak butuh waktu lama, pukul dua belas siang, Mosa sudah diperbolehkan untuk pulang. Dengan perasaaChapter 95 Dugaan Sarni Depresi
"Tapi ibu mau bawa yang perempuan, Mosa. Dari dulu ibu pengen cucu perempuan. Dan saat ini sudah adaChapter 96 Ingin Pulang
Sesampainya di rumah sakit, Mosa langsung mendapatkan penanganan dari dokter. Mosa harus mendapatkanChapter 97 Makan Malam Romantis
Mosa juga mendengar obrolan Andre dengan polisi. "Kapan mau ke kantor polisi?" tanyanya.
"Masih belumChapter 98 Cinta Sejati (TAMAT)
"Tapi aku merasa kesepian ketika ayah harus bekerja dan aku di rumah hanya dengan pembantu. Rasanya
sangat keren
7d
0menarik cerita nya
13/05
0recomended
09/05
0kasian. sekali. sih
06/05
0super sekali
05/05
0terima kasih
03/05
0vgs
30/04
0sangat bagus untuk Di baca
30/04
0sangat bagus
29/04
0bagus banget ceritanya, sampai ikut nangis
29/04
0