Tag(s):
• Keluarga
• Sekolah Menengah Atas
• Remaja
• Pergaulan remaja

Rara Adena adalah seorang gadis yang baik hati dan pintar. Akan tetapi, di sekolahnya ia dikucilkan karena ia penerima beasiswa. Hingga terjadi kecelakaan, kehidupannya menjadi berubah. Seorang lelaki dengan nama Jevan Anandra menjelaskan kalau Rara adalah anak orang kaya. Sejak itulah, teman sekolahnya mulai memperlakukan dirinya dengan baik. Sebenarnya apa yang terjadi? Lalu apakah Rara benar - benar anak dari orang kaya?

Last Update

Editor´s Choice

Blood in the Heirlooms

Sasha Johnson

His Mere Bestfriend

humbert

The Queen And The Freak

YERB

Twisting Destiny

PickledPlums

Unexpected Bond

ASDadore

Recommendation

Renata's Dream

Plaissance

His Mere Bestfriend

humbert

Mine (mated to an enemy)

authoress fik ky

The Davidson Sons

lola_sha

Confused Boyfriend

Wunmi Ijaola

Princess for 14 Days

SeAndStars

Broken: Tale of a twisted blade

Impulse

Twisting Destiny

PickledPlums

The Misjudged Alpha

call_me_mirror

The Dark Side

Lynalyn

Book Comment (323)Leave your comment on App

• 
  BronoEko

  Sangat bagus Dan menarik

  3d

    0
• 
  WatiFatmawati

  bagus ceritanya

  11d

    0
• 
  SaswintoWinto

  ya sangat aasik

  13d

    0
• 
  i******9@gmail.com

  good

  14d

    0
• 
  123Fikri

  gg geming

  16d

    0
• 
  SukriSurita

  Sad stories. The character so nob

  25d

    0
• 
  Rino

  oke boss

  27d

    0
• 
  BoyongAldi

  baguss baget

  09/08

    0
• 
  DaryantiYuni

  ceritanya bagus

  31/07

    0
• melaniearantxa

  sangat² la bagus. hanya membaca novel ni dlm 2 hari sajaa ☺️☺️

  29/07

    0

• Total: 115

• Chapter 1 Awal

  Rara membuka matanya dengan perlahan. Suara tawa menyerang telinganya. Ia tersenyum kecut begitu sem

• Chapter 2 Ulang Tahun

  Rara sampai di rumah kecilnya sekitar pukul lima sore. Rara segera membersihkan diri, kemudian ia me

• Chapter 3 Kesialan Hari Ini

  Dugaan Rara salah. Saat ia datang ke kantin, ia bisa melihat Raihan sedang asik berkumpul bersama te

• Chapter 4 Tabrakkan

  Rasanya ingin mati saja, itulah pikiran Rara sepanjang ia berjalan di koridor sekolah. Ia tentu saja

• Chapter 5 Jevan Anandra

  Suara ketukkan mengalihkan ketiganya.
  “Maaf bang, gue telat,” kata seorang lelaki masuk dengan wajah

• Chapter 6 Rumah Baru Yang Asing

  Rara baru saja keluar dari rumah sakit dan Jevan mengantarnya pulang. Jevan mengantarnya ke lingkung

• Chapter 7 Dalam Kamar Rara

  “Selamat malam Non," sapa seseorang.
  Rara berjengit kaget, dengan wajah kaget ia menoleh ke belakang

• Chapter 8 Sekolah Dengan Perubahannya

  “Selamat pagi, Non,” kata Bi Ica menyambut Rara yang baru saja keluar dari kamarnya. Rara tersenyum

• Chapter 9 Panti Asuhan Bahagia

  Jevan memandangi kue black forest yang ada di meja Rara. Jam istirahat masih berlangsung dan Jevan t

• Chapter 10 Sosok Rara

  Rara menjelaskan dari ia di ajak oleh Jevan ke lingkungan rumah orang kaya, nama tempatnya Perumahan

• Chapter 11 Sikap Yang Palsu

  “Maksud lo apa?” Rara mengerutkan dahinya mendengar perkataan Naren.
  “Bukan hal penting,” jawab Naren

• Chapter 12 Rasa Peduli Yang Sama

  Rara menatap toko kecil yang biasanya ia datangi sepulang sekolah, untuk melakukan kerja sambilan. R

• Chapter 13 Guncangan

  “Jevan? Kamu ngapain disini?” tanya Ibu Windia, yang ternyata adalah Ibu Rara.”Kamu pakai baju apa?

• Chapter 14 Malam Yang Berbeda

  “Lo mau ikut dulu sama gue?” tanya Jevan.
  Rara menatap Naren, meminta persetujuan.
  “Silakan, naik mobi

• Chapter 15 Pertemuan Pertama

  “Lo udah sarapan?” tanya Rara sembari membukakan pintu untuk Naren.
  “Sudah,” jawab Naren sembari dudu

• Chapter 16 Hati Yang Terbuka

  “Lo ngelewatin ulangan,” kata Naren melirik Jevan yang baru bergabung dengannya di kantin.
  Jevan meng

• Chapter 17 Rencana Baru

  “Naren, jalan lo jangan cepet – cepet dong,” ucap Sandra sembari berusaha menyamakan langkah kakinya

• Chapter 18 Menjadi Dekat

  Jika dilihat dari luar, kafe Real Taste terlihat seperti kafe pada umumnya yang menonjolkan suasana

• Chapter 19 Keamanan

  Naren menatap orang yang ia panggil ‘Tuan Besar’ itu. Naren hanya dapat menatap punggung yang tampak

• Chapter 20 Bayaran

  “Ada apa, Bi?” tanya Naren menatap wanita berumur itu.
  “Bibi belum bilang kalau hari ini pelayan khus

• Chapter 21 Dibuangnya Orang Dalam

  Rara mengacungkan jempolnya ke Chef Dino. “Ini enak banget, aku jatuh cinta sama masakan Chef.”
  “Suat

• Chapter 22 Peringatan

  Rara tampak melamun di meja kelasnya. Ia menghela napas perlahan, masih terbayang di benaknya ucapan

• Chapter 23 Belum Menerima

  “Bener kok, kata Naren. Gue disana sama nenek,” tanggap Rara tersenyum.
  “Kalau lo yang ngomong gini,

• Chapter 24 Sebelum Mulai

  Rara terkekeh kecil, “Bercanda lo gak lucu.”
  “Tapi, Ra gue itu peka,” kata Sandra menunjuk dirinya se

• Chapter 25 Aksi

  Naren mengerutkan keningnya. Ia bingung dengan tingkah gadis di hadapannya.
  “Maksudnya gue izin ke Sa

• Chapter 26 Perjalanan Pulang

  Tak terasa, mereka sudah selesai bermain di wahana bermain sepuasnya. Jam sudah menunjukan pukul sem

• Chapter 27 Mencari

  “Gue hapus ya fotonya,” ucap Jevan.
  Rara menggeleng, foto yang dikirimkan Bu Windia memang mengerikan

• Chapter 28 Tulus

  ara tersenyum kecut begitu masuk ke kelasnya. Rasanya tak nyaman saat ia menuju ke kelasnya, tatapan

• Chapter 29 Keadaan Yang Disengaja

  Rara menatap Jevan bingung. Raihan langsung menatap Jevan tajam. Sandra melirik Raihan diam - diam,

• Chapter 30 Keras Kepala

  Rara mengangguk ragu,”Per-percaya.” Setelah Rara mengatakan jawabannya, ia segera mengalihkan pandan

• Chapter 31 Perubahan

  “Nyonya saya mohon berhenti. Anda bisa terluka,” kata Naren tenang, ia berdiri tegap.
  “Menyingkir!” b

• Chapter 32 Pura - Pura

  Pengawal itu sedikit melirik spion tengah, ia bingung. Rara yang sadar ditatap lewat spion tengah be

• Chapter 33 Membaik

  Rara menutup mulutnya dengan tangannya. Gadis itu memilih tak mendengarkan pembicaraan Raihan dengan

• Chapter 34 Minta Maaf

  “Loh siapa nihh?” tanya Pak Haris, ayah Jarvis. Pak Haris memberikan jas kerja dan tasnya pada pelay

• Chapter 35 Terungkap

  Pagi hari terlihat cerah di mata Rara. Rara hari ini berniat meminta maaf pada Sandra. Gadis cantik

• Chapter 36 Misteri

   “Kok lo disini?” tanya Rara memperhatikan sekitarnya. Ia menjadi pusat perhatian karena dijemput de

• Chapter 37 Keputusan

  Jevan menghentikan langkahnya, ia tersenyum pada Bu Flora, “Maksud Ibu?”
  Bu Flora tertawa kecil, “Ibu

• Chapter 38 Perjalan Yang Berarti

  Rara memegang dadanya yang berdetak kencang. Hari ini adalah acara perayaan tujuh belas tahun berdir

• Chapter 39 Acara Perusahaan

  “Hahaha. Maksud Ayah apa?” tanya Rara tertawa kencang.
  Ayah Zarhan mengerutkan keningnya melihat ting

• Chapter 40 Perlakuan Berbeda

  Rara menatap Naren yang berdiri di sebelahnya. “Naren, lo ngapain?” Rara meraih tangan Naren untuk m

• Chapter 41 Masalah

  “Ibu?” Rara menatap wanita yang turun dari mobil sedan.
  Jevan ikut menatap ke wanita itu dan Rara ber

• Chapter 42 Kebohongan

  Jevan menatap Ayah Haris yang membalas pertanyaannya dalam diam. Ayah Haris memilih menyesap tehnya

• Chapter 43 Ajakan

  Rara menyinggungkan senyumnya, “Aku rasa itu masih bisa diobati,” ucap Rara berusaha memberikan sema

• Chapter 44 Pertemuan Mereka

  Rara dan Naren sudah sampai di Panti Asuhan Bahagia. Keduanya disambut oleh anak kecil yang sibuk be

• Chapter 45 Menutup Diri

  Pertanyaan Rara membuat Bu Unike dan Ayah Zarhan terdiam. Naren memperhatikan satu – satu ekspresi B

• Chapter 46 Aneh

  “Nona kenapa panik begitu?” Naren sedikit bingung dengan Rara.
  “Gimana gak panik, kita lagi bahas bok

• Chapter 47 Kehilangan

  Jevan berlari ke ruang ICU dengan napas tak beraturan. Ia mendekati Ayah Haris yang duduk termenung

• Chapter 48 Berdebat

  “Ibu ngapain disini?” tanya Rara was – was.
  Ibu Windia menyadari ekspresi was – was sang anak, “Ibu m

• Chapter 49 Waktu

  Ayah Zarhan meneguk kopinya. Ia menatap datar Naren yang berdiri di depannya dengan tegap. “Kenapa k

• Chapter 50 Memaksa

  Rara menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia menatap Naren dengan wajah khawatir, “Kenapa? Lo ada ma

• Chapter 51 Terbongkar

  Rara menatap Jevan dengan senyum palsunya, ia menjawab, “Gue gak apa. Lo baru datang?”
  Jevan menyamak

• Chapter 52 Efek Untuknya

  Rara menatap punggung Jevan yang menjauh dari pandangannya. Rara menggigit bibir bawahnya, berusaha

• Chapter 53 Usaha Mereka

  “Ren, gue emang jahat ya?” tanya Rara sendu. “Gue bahkan bikin orang tua gue bertengkar. Kadang gue

• Chapter 54 Menemani

  Sandra meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, meminta Naren untuk tidak mengeluarkan suarany

• Chapter 55 Panik

  Naren turun dari mobil sedan, ia memberikan kunci mobilnya ke penjaga yang berjaga di pintu depan.
  “T

• Chapter 56 Pelarian

  Rara melambaikan tangannya pada Sonia. Ia berpisah dengan sahabatnya karena berbeda arah. Sonia suda

• Chapter 57 Hukuman

  “Mereka ngapain?” tanya Rara menatap dari teras rumah para pria yang kemarin sempat membuatnya takut

• Chapter 58 Loker

  Rara tertawa meremehkan, “Sok tahu lo,” tanggap Rara.
  “Saya perlu menjelaskan semuanya tentang mereka

• Chapter 59 Surat

  Jevan menyamankan posisi duduk di mobilnya. Ia membuka kotak itu perlahan.
  ‘Ini barang masa kecil gue

• Chapter 60 Menemui Setelah Masalah

  Naren membungkuk sopan pada pria di depannya. “Maaf, saya datang terlambat,” kata Naren sopan.
  “Apa s

• Chapter 61 Penjelasan

  Rara meneguk jus tomatnya pelan. Ia dan Jevan sudah selesai makan. Rara melirik Jevan yang mengeluar

• Chapter 62 Belanja

  Jevan membeku mendengar ucapan sang ayah. Ia mengerutkan keningnya.
  “Ayah tahu kalau Ibu punya penyak

• Chapter 63 Alasan Uang

  Naren masuk dengan perlahan. Di belakangnya, Rara mengikuti dengan menggenggam erat parfum yang beri

• Chapter 64 Mengawasi

  Rara mendekati Naren yang sibuk dengan ponselnya. Gadis cantik itu menepuk bahu Naren pelan.
  “Mereka

• Chapter 65 Kecelakaan

  Naren berjalan dengan cepat tanpa memedulikan Rara yang berusaha menyamakan langkah kakinya. Naren s

• Chapter 66 Kondisi Keduanya

  Jarvis mengangakat wajahnya begitu mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Laki – laki itu menem

• Chapter 67 Menghabiskan Waktu Dengan Bu Unike

  Hari ini, Rara merasa lebih baik. Gadis cantik itu cukup senang karena perkembangannya yang cukup pe

• Chapter 68 Ide Sandra

  “Sandra,” gumam Rara pelan.
  “Maksudnya apa?” tanya Sandra menatap Rara dan Jevan. Sandra menatap wani

• Chapter 69 Keputusan Yang Ditunda

  Rara membulatkan matanya mendengar usul Sandra. Terlintas di benaknya, wajah terkejut Pak Haris, Aya

• Chapter 70 Berharap Menerima

  Rara menatap langit – langit kamar VVIP tempatnya dirawat. Ia teringat ucapan Dokter Hans yang menje

• Chapter 71 Mereka Terpaksa Bersikap Berlebihan

  “Iya, Mas?” tanya Sandra bingung. Gadis itu menatap kedua pria yang diduga mengawasi dirinya dan Jev

• Chapter 72 Kebahagiaan

  “Ayah,” panggil Sandra sembari mendekati sang ayah.
  “Loh Sandra?” pria paruh baya itu terkejut kemudi

• Chapter 73 Tentang Ketiganya

  Rara membuka pintu ruangan VVIP nomor sebelas. Ia tersenyum senang melihat sosok Jevan yang tersenyu

• Chapter 74 Kesamaan Cerita

  “Nona, sebelumnya saya minta maaf perihal kecelakaan itu,” sesal Naren menatap Rara.
  “Kecelakaan itu

• Chapter 75 Pelaku

  “Apa yang lo minta?” tanya Rara penasaran.
  “Selama kita pacaran pura – pura, lo harus bersikap peduli

• Chapter 76 Alasan Yang Tepat

  Bersamaan dengan ucapan Ferdi, suara ketukan di luar membuat Naren panik.
  “Nanti, saya akan hubungi k

• Chapter 77 Pilihan

  Ayah Zarhan tiba - tiba bertepuk tangan. Rara mengangkat alisnya bingung. Sedangkan Naren, hanya men

• Chapter 78 Kembali Ke Rumah

  “Ada apa Bu Yuni?” tanya Ayah Haris menatap sekretarisnya.
  Bu Yuni menatap Ayah Haris dan Jevan berga

• Chapter 79 Asing

  Naren menarik tangan orang yang ada di depan pintu ruangannya. Ia hendak mengangkat tangannya sebelu

• Chapter 80 Usul Yang Harus Dibicarakan

  "Mamah?" tanya Rara memastikan.
  Wanita yang memakai masker itu melepaskan maskernya. Ia mengulas seny

• Chapter 81 Ajakan Makan Malam

  Suara ketukan mengalihkan keduanya. Naren melangkah ke pintu, ia membulatkan matanya melihat sosok d

• Chapter 82 Rumah Ibu Windia

  Rara duduk di bangkunya seorang diri. Ia hari ini akan dijemput oleh suruhan sang ibu dan ia akan me

• Chapter 83 Makan Malam

  "Loh Ibu Sri," ucap Ayah Haris terkejut melihat wanita setengah abad itu.
  "Pak, saya minta maaf karen

• Chapter 84 Tunggu Sebentar Lagi

  "Kamu sudah punya pacar?" tanya Bu Windia.
  "Maksud Ibu apa?" tanya Rara seraya mengerutkan keningnya.
  

• Chapter 85 Keadaan

  "Makasih Bu, sudah mengantar aku ke sekolah," kata Rara menatap wanita di sebelahnya.
  Bu Windia menat

• Chapter 86 Kembali Ke Asal

  Rara memberikan helm pada Jevan. 
  "Makasih udah ngantar gue balik ya," kata Rara mengulas senyum.
  Jeva

• Chapter 87 Rencana Yang Berbeda

  Jevan mengikuti langkah Rara dari belakang. Lelaki itu tersenyum kecil, melihat Rara yang tampak sib

• Chapter 88 Tempat Semula

  "Buka pintunya Narendra!" seru seseorang dari luar. 
  Naren memutar bola matanya mendengar suara yang

• Chapter 89 Harinya

  Rara menatap gaun hitam yang ada di depannya. Ia memakai gaun hitam itu kemudian menatap pantulan di

• Chapter 90 Kekacauan Yang Terjadi

  "Nona cantik sekali," puji Bibi Ica.
  Rara menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menarik napasnya kem

• Chapter 91 Menolak Dengan Tegas

  "Jadi ada yang bisa jelaskan, apa yang terjadi antara kalian?" tanya Ayah Haris. 
  Rara dan Jevan berp

• Chapter 92 Orang Asing

  Rara membuka kedua matanya perlahan. Hari ini adalah hari Naren kembali masuk ke sekolah. Rara mulai

• Chapter 93 Murid Baru

  Sandra yang sedang meneguk minumnya, tiba – tiba tersedak.
  “Uhuk uhuk.” Sandra memegang dadanya yang

• Chapter 94 Ditunda Lagi

  Rara turun dari mobil. Gadis itu menatap bangunan perusahaan sang ayah, ia terkadang masih tak perca

• Chapter 95 Keputusan Yang Diambil

  “A-ayah,” ucap Rara terkejut.
  Rara tanpa sengaja menjatuhkan ponsel ayahnya. Gadis itu menatap ponsel

• Chapter 96 Diamnya Rara

  Rara masuk ke dalam kediamannya. Di belakangnya ada Naren yang mengikuti.
  “Nona Rara, biar bibi bawak

• Chapter 97 Tebakan Yang Salah

  “Siapa?”  tanya Rara cepat.
  Leo berdeham kecil. Ia menatap sekitarnya, memastikan tidak ada orang yan

• Chapter 98 Rasa Ingin Tahu Sandra

  Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Keempat sahabat itu sudah bersiap untuk berkumpul di ruang osis.

• Chapter 99 Obrolan Di Malam Hari

  Naren melirik Jevan dan Rara yang masih mengobrol. Lelaki itu mengeluarkan ponselnya secara perlahan

• Chapter 100 Kegiatan Yang Ditulis

  Rara menatap wajah serius Naren. Gadis itu menggeleng kecil sebagai jawaban.
  “Nona Ra-”
  “Gue udah sele

• Chapter 101 Penjelasan

  “Gak suka apa Nak?” tanya Ayah Zarhan bingung.
  “Aku ingin cerita hal kaya gitu ke ayah, tapi aku yang

• Chapter 102 Pentas Seni Sekolah

  Naren sudah sampai di kediaman Rara. Lelaki tampan itu segera melangkah masuk, sesekali ada pelayan

• Chapter 103 Menyusul

  Jevan duduk di sebelah Naren yang sedang makan. Sekarang waktunya istirahat. Para panitia dipersilak

• Chapter 104 Fokus Yang Hilang

  Begitu pintu dibuka Rara mendapati sang ayah tertawa dengan wanita cantik. Wanita cantik itu terlebi

• Chapter 105 Dingin Dan Hangat

  Naren mengangkat alisnya melihat pintu rumahnya tidak dikunci. Lelaki itu menatap jam di ponselnya,

• Chapter 106 Tempat Berbeda

  Rara memperhatikan penjelasan Bu Nanih di depan kelas. Sesekali gadis itu menulis perkataan guru bio

• Chapter 107 Tidak Masuk Akal

  Rara masuk ke dalam kelasnya. Ia duduk di bangkunya.
  “Lo kemana tadi?”
  Rara menatap Jevan dengan rasa

• Chapter 108 Memancing Kebenaran

  Rara menatap bangunan yang menjadi saksi tumbuh besar dirinya. Gadis itu menarik napas kemudian meng

• Chapter 109 Pengakuan Bu Unike

  Rara meletakan sendok di sebelah piringnya. Gadis itu sudah selesai makan. Ia menatap Bu Unike yang

• Chapter 110 Terus Terang

  Hari minggu.
  Rara menatap nasi goreng di depannya. Gadis cantik itu tidak berniat menyentuh makanan f

• Chapter 111 Tidak Sabar

  Sandra seketika merasa bersalah. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
  “Maaf gue gak bermaksud untu

• Chapter 112 Masa Lalu Mereka

  Keheningan melanda ruang tamu di kediaman Rara. Rara melirik Bibi Ica yang berdiri di sebelah kanan.

• Chapter 113 Tidak Bisa Kembali

  “Apa mamah dan ayah masih bersama?” tanya Rara.
  Sempat terjadi keheningan saat Rara bertanya. Rara me

• Chapter 114 Bahagia

  Hari yang dilalui Rara tampak biasa saja. Hubungannya dengan kedua orang tuanya berjalan normal. Rar

• Chapter 115 Akhir

  Satu tahun kemudian.
  “Nona, sudah siap?” tanya Naren.
  Rara mengangguk. Ia meletakkan sendok dan garpun