Total : 46Chapter 1 SELAMAT JALAN, ADIKKU
Dulu, delapan tahun lalu, Mentari memandang sepasang pengantin yang berbahagia itu dengan senyum get
readmore Chapter 2 AWAL PERKENALAN
Pukul empat sore merupakan waktu pulang kerja bagi sebagian besar pekerja kantoran di kota Jakarta.
readmore Chapter 3 MENJADI AKRAB
Perdebatan yang cukup alot terjadi di meja sarapan. Papa belum bisa merelakan gadis sulungnya bedesa
readmore Chapter 4 PERKENALAN BIMA DAN WULAN
“Kakak...” Wulan melongok dari balik pintu kamar Mentari setelah sebelumnya mengetuk pintu dan pemil
readmore Chapter 5 PERASAAN-PERASAAN YANG TUMBUH
Kesokan harinya, di hari Minggu yang cerah, Wulan mengajak Mentari jalan-jalan ke mal. Hari itu lang
readmore Chapter 6 INIKAH YANG DINAMAKAN CINTA?
Pertemuan tak sengaja di pusat perbelanjaan itu meninggalkan kesan tertentu di benak masing-masing.
readmore Chapter 7 HUBUNGAN SEGITIGA
Mentari keluar dari kamarnya dengan terburu-buru. Dia bangun terlambat. Jam besar di dinding ruang m
readmore Chapter 8 APAKAH KAMU MENYUKAI ADIKKU?
Bima menurunkan Mentari di depan kantornya dan melambaikan tangan. “Kabari aku kalau keluar kantor,
readmore Chapter 9 MEMILIH MENGHINDAR
Mentari sengaja menyetel jam alarm di handphone-nya lebih cepat dari biasanya. Hari ini, ia a
readmore Chapter 10 PERLAHAN MENJAUH
Di hari ke dua Mentari berangkat kerja sendirian, ia masih merasakan kesendirian yang mendera hatiny
readmore Chapter 11 KEHILANGAN
Bima termenung memandangi telepon selulernya. Berkali-kali ia membaca ulang percakapan dengan Mentar
readmore Chapter 12 TAK INGIN KEHILANGAN LAGI
Bunyi alarm berdengung halus dari jam digital di meja sisi tempat tidur Bima, membuatnya membuka mat
readmore Chapter 13 DIA TAK SEPERTI DULU LAGI
“Wulan, kamu baru pulang?” Mentari menyapa adiknya yang baru datang dan melintasi ruang tamu tanpa m
readmore Chapter 14 DILEMA MENTARI
Wulan merasakan sensasi tak nyaman di perutnya. Sesuatu yang panas bergerak naik ke ulu hatinya, mem
readmore Chapter 15 DIMAS MENDEKATI
Selama dua hari berikutnya Wulan dirawat di rumah. Sesekali ia masih merasakan kolik di area perut,
readmore Chapter 16 AKU TAK SUKA MELIHATMU BERSAMA PRIA LAIN
Bima menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas lagi kepada seorang gadis berambut lurus sepingga
readmore Chapter 17 AKU HARUS PERGI DENGAN SIAPA?
Mentari bermimpi aneh. Dalam mimpi itu, ia melihat dirinya diajak oleh Bima untuk minum kopi di suat
readmore Chapter 18 LEBIH BAIK KITA BERTEMAN
Mentari berdiri di antara kedua pria itu, berharap ada yang mau mengalah. Ia tak bisa memilih ikut d
readmore Chapter 19 UNGKAPAN PERASAAN KEDUA DALAM SEMINGGU
Pagi ini Mentari menunggu Bima di halte dekat rumahnya, seperti biasanya. Sorot matanya menjadi malu
readmore Chapter 20 SALING MENCURAHKAN ISI HATI
"Jadi… begitulah! Aku pulang dalam keadaan galau, sehabis ditolak.” Gilang memandangi sahabatnya deng
readmore Chapter 21 DI ANTARA ADIK DAN KAKAK
Bima mengemudikan mobilnya dari Bogor menuju Depok sambil berdendang ringan, mengikuti irama lagu da
readmore Chapter 22 ADA PRIA LAIN DI HATINYA
Mentari turun untuk sarapan keesokan paginya dengan lesu, lingkaran hitam menaungi bawah matanya. Ba
readmore Chapter 23 PENYESALAN YANG DATANG TERLAMBAT
Beberapa hari kemudian, Bima termenung memandangi ponselnya. Bimbang untuk mengirim sebuah pesan. Su
readmore Chapter 24 PERMULAAN KONFLIK
“Dimas, kamu ada acara hari ini?” Dimas mendengar suara Mentari di ujung telepon dengan setengah tak
readmore Chapter 25 SEANDAINYA AKU TAK PERNAH MENGENALNYA
Berkali-kali Wulan melirik ke arah Bima yang sedang asyik sendiri dengan kemudinya. Ia hendak membuk
readmore Chapter 26 KEPUTUSAN TERBAIK
Wulan menutup pintu di belakangnya dengan perasaan bersalah. Penyesalan menyesakkan dadanya, telah b
readmore Chapter 27 AKU LELAH MENJADI TEMANMU
Mentari menemui Pak Danu keesokan harinya untuk menyatakan kesediaannya mengisi posisi yang ditawark
readmore Chapter 28 AKU INGIN KAMU BAHAGIA, ADIKKU
Dengan langkah lebar Wulan meninggalkan kafe itu. Beberapa orang melihatnya dengan heran. Beberapa l
readmore Chapter 29 APAKAH KAMU TIDAK INGIN BAHAGIA?
Bima tiba lebih cepat dari perjanjian. Ia tak keberatan menunggu, bahkan jika Mentari datang terlamb
readmore Chapter 30 TOLONG CINTAI DIA
Mentari pulang ke rumah dengan tangan hampa, tak berhasil membujuk Bima. Ia sendiri pun tak berharap
readmore Chapter 31 APA LAGI YANG KAMU TUNGGU?
Delapan bulan kemudian, Bima dan Wulan menikah. Tak pernah ada yang menyangka, prosesnya akan secepa
readmore Chapter 32 SETELAH PERNIKAHAN WULAN
Rumah terasa sepi. Setiap kali Mentari pulang dari bekerja, ia selalu menyempatkan diri melongokkan
readmore Chapter 33 SETELAH KEMATIAN WULAN
Mentari mengambil cuti kerja dua minggu penuh. Anak-anak Wulan dibawanya ke rumah. Kamar Wulan disul
readmore Chapter 34 ROMANSA
Arkana baru menyadari mereka berhenti di depan rumahnya, bukan di rumah kakek-neneknya. “Asyik!” Ia b
readmore Chapter 35 MATA YANG MEMANDANG PENUH DENGKI
“Ayah, Arkana mau lihat jerapah.” Arkana mengaduk-aduk susu dalam mug bergambar gajah di hadapannya
readmore Chapter 36 ANDAI PANDANGAN BISA MEMBUNUH
Entah apa yang ada dalam pikirannya! Mengunjungi kebun binatang di hari seterik ini? Rasanya itu buk
readmore Chapter 37 BERKELIT DAN MENGHINDAR
Dalam ruangan itu ada sekitar dua belas manager yang siap melaporkan hasil audit departemen masing-m
readmore Chapter 38 HADAPI SAJA
“Cewek psyco itu muncul lagi?” Kalimat itu membuka pertemuan mendadak antara empat pria berpakaian ra
readmore Chapter 39 BISAKAH KAMU KELUAR DARI HIDUPKU?
Soraya tak bisa mempercayai penglihatannya. Bima membalas pesan teksnya. Ini luar biasa bagi Soraya.
readmore Chapter 40 APA SALAHKU?
Sudut matanya terasa panas. Ada setetes air mengalir melewati tulang pipinya, terus bergulir sampai
readmore Chapter 41 BISAKAH KITA BEKERJA SAMA?
“Jadi, kamu sekarang klien kami.” Mentari duduk di sebuah kursi kafe dengan wajah berseri-seri sambil
readmore Chapter 42 JIKA KAMU TAK BISA, ORANG LAIN BISA
Buku-buku jari Soraya sampai memutih mencengkeram pinggiran setir mobilnya dalam perjalanan pulang.
readmore Chapter 43 PERTOLONGAN BISA DATANG DARI MANA SAJA
Mentari mencari-cari di sekitar mejanya dengan panik, lalu mengaduk-aduk isi tas kerjanya ketika yan
readmore Chapter 44 MENGAPA ADA YANG TEGA MENYAKITI DIA?
Dimas mendengarkan cerita Rayhan yang dituturkan secara lugas tanpa berbelit-belit. Kata-katanya ter
readmore Chapter 45 MENYELAMATKAN MENTARI
Rayhan betul-betul kehabisan bensin kini. Di depan sebuah toko bahan makanan ia menepikan motornya,
readmore Chapter 46 INILAH AKHIRNYA, MENTARI MEMILIH
Mentari terbangun di atas bantal yang asing baginya, dengan motif seprai yang sama asingnya. Bau taj
readmore
sangat baik
3d
0seruuuu
6d
0congratulations sayo.idol
8d
0ok ceritanya
9d
0ok lanjut kan
12d
0seru bgt ni ceritanya
13d
0sangat bagus
19d
0lanjutan
21d
0bagusss ceritanya
21d
0bagus
22d
0