Total : 68Bab 1 ( Sabrina)
Pagi itu sedikit terik. Cahaya pagi menerpa wajah wanita --berdarah Korea - indonesia-- yang kini me
readmore Bab 2
Mahattan, New York USA Pukul 22.00 EST. Pria itu sedikit merunduk di atas kursi kebesarannya yang dia
readmore Bab 3
Pukul 11.30 WIB. Sabrina mendorong kereta belanjanya mengikuti antrian dengan pengunjug lain yang i
readmore Bab 4
Sabrina melajukan kendaraannya di jalan raya dengan Riyadh yang mengekornya di belakang. Dia mengemu
readmore Bab 5
Malam hari, pukul 20.00 WIB. "Aku baru tahu kalau mereka tetangga baru kita." Reni mengeluarkan apa y
readmore Bab 6
Pukul 14.00 WIB. Dua orang yang datang ke ruang kerja Riyadh tanpa mengetuk pintu itu membuat nya m
readmore Bab 7
Ukasya menengadah. "Tante, aku mau ke rumah tante Nina ... " ucap anak itu sendu. Dia mengusap kepal
readmore Bab 8
Pukul 15. 45 WIB. Ukasya menggigit Nobita choco perlahan dan mengunyahnya pelan-pelan di tangannya.
readmore Bab 9
Pukul 17.30 WIB. Sabrina membuka pintu mobil. "Ayo." Dia menahan pintu agar anaknya itu bisa masuk d
readmore Bab 10
Sabrina yang menyetarakan tinggi badannya dengan Ukasya berlutut dengan pagar menjadi lemiah di anta
readmore Bab 11
Pukul 10.00 NZST. Auckland, New Zealand. Riuh tepuk tangan menggema di Auditorium. Ketika Dhefin men
readmore Bab 12
"Apa yang kalian lakukan di sini?" Rahangnya menegang. Matanya bilahan belati tajam yang mampu memot
readmore Bab 13
Sabrina bangun. Jam di tembok menunjukan pukul tiga dini hari, waktu dia untuk sholat tahajud dan me
readmore Bab 14
Keduanya masih diliputi ketegangan. Jarak mereka tidak sampai lima centi dan secara naluriah Sabrina
readmore Bab 15
Sabrina bangkit dan ketika melintasi Riyadh, dia meliriknya sekilas yang di lirik hanya menunjukan m
readmore Bab 16
Jam di dinding menunjukkan pukul 6.30 WIB. Temperatur di dalam ruangan itu sedikit dingin. AC yang t
readmore Bab 17
Riyadh mengeras, bangkit dan mendesiskan emosi yang siap keluar, "Jadi, kau wanita itu. Wanita matre
readmore Bab 18
"Tanti bukan ... " "Jawab saja pertanyaan yang perlu kau jawab," sela Riyadh. Sabrina sebenarnya ingi
readmore Bab 19
Siang ini rasanya Riyadh ingin mengacak-acak ruangan. Dia ingin membanting barang ketika dokter spes
readmore Bab 20
Sabrina menarik selimut putih motif mobil berbagai warna dan jenis. Mengubur Ukasya yang masih samp
readmore Bab 21
Riyadh mengarahkan kakinya ke halaman rumah wanita yang sedang menyiram bonsai Adenium yang tumbuh m
readmore Bab 22
Tangkai-tangkai itu dimasukkan ke dalam pot bunga keramik putih yang ada atas permandani yang dih
readmore Bab 23
Satu minggu kemudian ... Sabrina mencuci tangannya di westafel. Tanti sendiri sedang mengeringkan tang
readmore Bab 24
Pesta di ballroom ini mewah dan glamour. Di bagian atap di ornamen yang terbuat dari butiran-butira
readmore Bab 25
“Apa maksudmu memintaku berbohong semalam.” Riyadh berdiri di depan dinding kaca dengan tangan tengge
readmore Bab 26
Sabrina memperkenalkan diselipi rasa bersalah dia terpaksa berbohong. “Ini anak tetanggaku.” Ukasya
readmore Bab 27
Dua hari kemudian ... Pukul 20.30 WIB. Suasana malam yang menyelimuti benda-benda langit yang bersin
readmore Bab 28
Dia tidak ingin mengacaukan suasana yang sedang tenang ini. Bi Yenni segera menuang minuman untuk Ri
readmore Bab 29
Di saat menginjak 17 tahun kakaknya meninggal, itu adalah masa-masa hidupnya terpuruk dalam kepediha
readmore Bab 30
Tante Rika terus melakukan konfrontasi. Riyadh membeku di tempat. Dhefin mengawasi Riyadh dengan kesi
readmore Bab 31
Tanti menoleh dan mereka bertamu pandang. "Kau mengancamku," bisiknya menggeram. "Aku tidak menganca
readmore Bab 32
"Sepertinya tidak untuk kakakku." Dhefin mengindikan bahunya cuek. "Dia agak tersiksa dengan semanga
readmore Bab 33
"Jangan mengumbar janji palsu, aku tahu benar kalau kau tidak akan pernah mau terikat dengan pernika
readmore Bab 34
Pukul 22.00 WIB. Riyadh mendorong pintu kamar, si Kecil masuk lebih dulu. Langkah bocah bersandal Dor
readmore Bab 35
Sabrina merasa tidak nyaman. "Dia sudah seperti anakku," sangkal Sabrina dan Penjelasan itu diterima
readmore Bab 36
Sabrina memegang jemari kecil Ukasya keluar dari butik berlantai dua dengan dinding kaca bagian dep
readmore Bab 37
Mobil hitam itu terparkir di sana sejak lima menit yang lalu. Di depan danau yang di sisinya di kel
readmore Bab 38
Sembilan Tahun yang lalu .... Lavina yang di terjang kesedihan. Memasuki rumah yang mengaungkan kena
readmore Bab 39
Pukul 22.00 WIB. Dengan langkah pelan, Reni menenteng plastik berisi pembalut itu dengan hati berkab
readmore Bab 40
Puluhan gelembung-gelembung itu keluar dari pistol gelembung berbentuk lumba-lumba biru muda. Dengan
readmore Bab 41
Lavina sedang mengontrol kegugupannya. Dia duduk di kursi di pojok ruangan. Tapi, yang membuat dia
readmore Bab 42
Awan seperti terus ingin mengulur waktu dan dia yang sangat ingin memiliki seseorang, agar dia bisa
readmore Bab 43
Tanti menyuruh Dhefin keluar setelah menyuruh Ukasya untuk menjaga ibunya sebentar. Sabrina sedang t
readmore Bab 44
Dua hari kemudian … Riyadh terbangun. Punggung dan lehernya pegal tapi bukan itu yang di permasalahk
readmore Bab 45
Sabrina mengontrol kegugupannya. Perasaan campur aduk ketika barada di bawah tatapan menuntut tiga o
readmore Bab 46
"Untuk apa kau melakukan semua itu? Dan kenapa kau berani mempermainkan pernikahan yang sangat sakra
readmore Bab 47
Kedua manusia beda usia itu duduk di sofa dekat tangga sambil menonton televisi yang menancap pada d
readmore Bab 48
Suara petir menggelegar. Satu menit kemudian hujan turun dengan deras. Bunyi hujan terdengar menguyur
readmore Bab 49
Perawat wanita dengan kerudung instan pendek itu masuk melintasi empat pria berbadan tegap berseraga
readmore Bab 50
Tanti mendorong kursi roda yang duduki Sabrina itu ke bangku taman. Dia sendiri duduk di bangku te
readmore Bab 51
Ini sudah tiga jam dan dia belum mendapat kabar dari suster Dina. Dia mengamati Ukasya sejenak. Ana
readmore Bab 52
Dua hari kemudian … Pukul 13.30 WIB. Sabrina harus menahan gelak tawa ketika Dhefin mengeluarkan lel
readmore Bab 53
"Kau pasti sudah gila!" Luapan amarah itu keluar dari lisan wanita paruh baya yang menatap pria yang
readmore Bab 54
"Orion meminta saya untuk untuk menikah." Lavina sudah menceritakan semua kisah hidupnya. Tentang Om
readmore Bab 55
"Kau di sini?" Riyadh mengabaikannya dan memantau anaknya yang tengah asik bermain. Dia sengaja datan
readmore Bab 56
Dua puluh tahun yang lalu … Senja menyingsing ... Remaja berusia belasan itu berjalan di jalan sepi i
readmore Bab 57
Pukul 09.00 FM. Tokyo, Jepang. Mereka memasuki kamar hotel yang sudah di booking Awan selama satu Mi
readmore Bab 58
Lima hari kemudian …. Siang hari ... Mereka tengah berfoto dengan dua badut lucu yang menjadi tokoh fi
readmore Bab 59
Pria itu duduk di depan laptop yang menyala di ruang tamu kamar hotel. Membaca berkas yang dikirim Di
readmore Bab 60
Riyadh lekas mengambil Ukasya yang duduk di kaki depan bus kucing dengan kepala terangkat memerhatik
readmore Bab 61
Pukul 19.00 FM. "Sebenarnya apa yang terjadi, Bina?" Tante Rika mendobrak Keheningan yang mengukung me
readmore Bab 62
Satu bulan kemudian ... Siang hari ... "Kau sungguh akan pergi?" Mereka ada di ruang terbuka yang di ba
readmore Bab 63
"Kau agak aneh," tuturnya dengan nada curiga. "kenapa aku menangkap kau sedang berusaha menjadi juru
readmore Bab 64
Sabrina menyeret koper dan mensejajarkan koper hitamnya dengan koper merah Dhefin termangu. Kakakny
readmore bab 65
Sabrina mengendarai mobilnya menuju kediaman yang ada di salah satu kompleks perumahan di kawasan Au
readmore Bab 66
Hasrat membunuh pria bernama Kavian itu naik ke level yang tertinggi. Dia tidak bisa membayangkan Sa
readmore Bab 68 (End)
Riyadh menumpukan kepalanya di dada Sabrina yang duduk dipangkuannya. Tangan pria itu mengunci pingg
readmore Extra part
"Assalamualaikum Warahmatullah." Riyadh yang tengah mengakhiri sholat isya, dia menoleh ke kanan. Ya
readmore
bgus.......
21h
0👍🏻👍🏻👍🏻
4d
0bagus ni ceritanya
5d
0bagus
8d
0bagus
9d
0bagiss
13d
0🥲🥲🥲🥲
17d
0sangat bajus
18d
0bagus
20d
0good
21d
0