Total : 52Chapter 1 Satu
Tampak sepasang pria dan wanita berdiri terpaku menatap anak-anak kecil yang tengah bermain di halam
readmore Chapter 2 Dua
Sebulan sudah usia pernikahan Dira dan Akhtar. Mereka menjalani perannya masing-masing dengan baik d
readmore Chapter 3 Tiga
Akhtar hanya duduk dan merenung di kursi kebesarannya. Dia memikirkan sikapnya akhir-akhirnya dan ju
readmore Chapter 4 Empat
Akhtar mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin, dia tidak ingin memikirkan Dira. Itu salah sang
readmore Chapter 5 Lima
Dira berpamitan pada mertuanya, hari ini dia akan bertemu teman-temannya di salah satu restoran yang
readmore Chapter 6 Enam
Akhtar tampak gelisah, dia menatap Dira yang tidur memunggungi dirinya. 'Apa yang harus aku lakukan?
readmore Chapter 7 Tujuh
Akhtar tidak mengantar Celin sampai di apartemennya, dia hanya mengantarnya sampai di lobby saja dan
readmore Chapter 8 Delapan
Seorang wanita muda berjalan tergesa melewati lorong-lorong Rumah Sakit. Ck, mana ruang rawat inapny
readmore Chapter 9 Sembilan
Akhtar menatap ibunya yang duduk termenung di atas kursi roda. Setiap hari minggu dia mengunjungi ke
readmore Chapter 10 Sepuluh
Pukul 7 malam Hadrian mengajak Dira keluar, dia tidak membawa serta anaknya, Fatir. Karena sang mama
readmore Chapter 11 Sebelas
Celin berdecap kesal karena merasa di remehkan Teguh, sorot kedua matanya tajam menatap suaminya yan
readmore Chapter 12 Dua Belas
Dira membeli banyak barang juga makanan, selain untuk ayah dan ibu Akhtar dia juga membeli hadiah un
readmore Chapter 13 Tiga Belas
Dira menyiapkan barang bawaannya lalu memasukannya ke dalam beberapa paper bag. "Ada yang ketinggalan
readmore Chapter 14 Empat Belas
Suasana kediaman rumah orang tua Akhtar sangat ramai. Selain orang dewasa yang tampak asyik ngobrol,
readmore Chapter 15 Lima Belas
Celin tidak mengikuti suaminya masuk ke dalam rumah, dia berbalik dan meninggalkan kediaman mertuany
readmore Chapter 16 Enam Belas
Airin mengguncang tubuh kakaknya yang masih tertidur lelap. "Mas ... bangun, ini udah hampir maghrib,
readmore Chapter 17 Tujuh Belas
Pukul 10 malam Celin tiba di apartemennya. Apartemen yang selama ini dia tempati bersama Akhtar. Tamp
readmore Chapter 18 Delapan Belas
Dira berdandan sangat cantik, karena siang ini dia akan keluar. Sang kakak mengajak dirinya dan juga
readmore Chapter 19 Sembilan Belas
"Apa Kakak mau kembali ke kantor?" Dira menatap kakaknya yang tengah menggendong Fatir. "Iya, masih b
readmore Chapter 20 Dua Puluh
Celin menatap Bagas yang baru keluar dari kamar mandi. "Kamu telepon siapa sih Mas?'' Bagas mengusap w
readmore Chapter 21 Dua Puluh Satu
Luna terkekeh mendengar omongan kakaknya. "Mbak pikir pake ini, laki-laki mana yang dengan bodohnya m
readmore Chapter 22 Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga Dira merebahkan tubuhnya, walaupun kantuk belum juga datang. Entah kenapa sedari siang
readmore Chapter 23 Dua Puluh Tiga
Setelah makan siang Akhtar pergi mengambil berkas-berkas dari kantor pengacaranya, lalu segera memba
readmore Chapter 24 Dua Puluh Empat
Celin yang baru keluar dari salon setelah melakukan perawatan tubuh dan wajah tersenyum bahagia mena
readmore Chapter 25 Dua Puluh Lima
Hari Sabtu yang sudah ditunggu akhirnya tiba. Keluarga Akhtar datang berkunjung ke rumah keluarga Di
readmore Chapter 26 Dua Puluh Enam
Pagi-pagi Akhtar sudah bangun dan bersiap-siap. Jam tujuh nanti dia akan mengantar ibu Panti yang he
readmore Chapter 27 Dua Puluh Tujuh
Ingin sekali Dira berlari sejauh mungkin menghindar dari tempatnya saat ini, rasanya sangat canggung
readmore Chapter 28 Dua Puluh Delapan
Hampir seminggu Akhtar berada di Panti, dan sekarang dia harus bersiap-siap untuk kembali ke Ibu Kot
readmore Chapter 29 Dua Puluh Sembilan
Menjelang sore Akhtar pulang ke rumah orang tuanya, dan langsung mencari keberadaan ibunya. Akhtar in
readmore Chapter 30 Tiga Puluh
Celin meninggalkan restoran dengan perasaan dongkol. Padahal dia sudah sangat yakin akan dengan muda
readmore Chapter 31 Tiga Puluh Satu
Keluarga Akhtar duduk di sebuah meja makan bundar, mereka menyantap makan malam sambil sesekali bert
readmore Chapter 32 Tiga Puluh Dua
Dira membuka matanya lalu mengedarkan pandangan keseluruhan ruangan. "Rumah Sakit!" Dira kaget dan be
readmore Chapter 33 Tiga Puluh Tiga
Celin berdiri di depan cermin kamar mandi, di tangannya tampak sebuah gunting kecil yang dia pakai u
readmore Chapter 34 Tiga Puluh Empat
Di sebuah ruangan tampak Akhtar tergolek lemah, walaupun dia sudah bisa menggerakkan tubuhnya dan be
readmore Chapter 35 Tiga Puluh Lima
Setelah kondisi tubuhnya benar-benar pulih, Dira akhirnya diizinkan pulang. Dira tersenyum bahagia ka
readmore Chapter 36 Tiga Puluh Enam
Dira mengetatkan rahangnya, kedua bola matanya menatap tajam pada dua orang yang sedang berpelukan d
readmore Chapter 37 Tiga Puluh Tujuh
Dira menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, saat ini pikirannya benar-benar kalut. Luka di hati
readmore Chapter 38 Tiga Puluh Delapan
Akhtar duduk termenung, di hadapannya tampak kedua orang tuanya tengah menatap dirinya. Sekitar satu
readmore Chapter 39 Tiga Puluh Sembilan
Dira membuka kedua matanya perlahan, menatap langit-langit berwarna putih di atasnya. Lagi dan lagi
readmore Chapter 40 Empat Puluh
First date until we met Raut gelisah tercetak jelas di wajah Dira, bagaimana tidak gelisah jika orang
readmore Chapter 41 Empat Puluh Satu
Setelah menemani Dira dan keluarganya sebentar Akhtar berpamitan, ia harus kembali ke kantor. Karena
readmore Chapter 42 Empat Puluh Dua
Hadrian menatap Akhtar yang duduk di hadapannya. Bolehkah dia menganggap laki-laki yang pernah menja
readmore Chapter 43 Empat Puluh Tiga
Dira mengikuti langkah Akhtar dengan langkah tergesa. Ia tidak bisa melangkah secepat dan selebar Ak
readmore Chapter 44 Empat Puluh Empat
Dira termenung di dalam kamarnya seorang diri. Dia masih memikirkan keputusannya yang sudah diambiln
readmore Chapter 45 Empat Puluh Lima
Pesta telah usai, Dira sudah kembali ke rumah orang tuanya begitu juga dengan Akhtar dan keluarganya
readmore Chapter 46 Empat Puluh Enam
Setelah mengantar Dira, Akhtar langsung menuju kediaman orang tuanya. Sepanjang perjalanan ia terus
readmore Chapter 47 Empat Puluh Tujuh
"Apa?" sela Akhtar penasaran. "Aku sudah memaafkanmu, hanya saja, semua itu tidak bisa hilang dari in
readmore Chapter 48 Empat Puluh Delapan
Makan Siang Pulang dari kediaman keluarga Celin, Akhtar langsung mengantar Danu kembali ke kantornya.
readmore Chapter 49 Empat Puluh Sembilan
Masa Lalu Dira tidak begitu menikmati makan siangnya, berkali-kali dia mendesah seperti orang yang se
readmore Chapter 50 Lima Puluh
Akhtar menggandeng Dira keluar dari restoran, sama seperti tadi saat mereka masuk. Berjalan beriring
readmore Chapter 53 Lima Puluh Satu
Setelah mengantar Dira pulang, Akhtar bergegas menuju kediaman orang tua angkatnya. Dia hendak memin
readmore Chapter 54 Lima Puluh Dua (Ending)
Bukan Sebuah Akhir Akhtar kembali masuk rumah dan langsung menuju ruang makan. Menghampiri istrinya
readmore
bagus
8d
0bagus
31/10
0sangat bagus ceritanya dan lengkap
14/10
0sangat bagus
13/10
0gooodddd
11/10
0krend mantap 👍👍
11/10
0mantap
01/10
0cerita nya bgus bgtt sampe g bisa TDR kepikiran terussss lanjuttt lgi donk
28/09
0sangat bagus
24/09
0menarik
22/09
0