Tag(s):
• Pernikahan yang diatur
• Anak nakal
• Kejahatan
• Hantu
• Sihir
• Misteri
• Supranatural
• Thriller

Namaku Naya, aku adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah lama menanti kehadiran sang buah hati. Mas Bagas sangat sabar dan telaten mencoba berbagai ramuan dan cara. Namun, tidak satu pun berhasil, hanya menambah derita menunggu sesuatu yang tidak pasti. Ocehan yang menyakitkan hati dari sang mertua membuatku lemah. Belum lagi tetangga yang selalu mencibir di belakang. "Naya itu mandul, suruh suaminya menikah saja lagi! "Iya, masa udah bertahun-tahun nikah belum hamil juga." "Eh, Bagas! Mending kamu ceraikan aja si Naya, terus cari daun muda. Rugi nikah sama dia, kasihan tuh mertua ngiler mau nimang cucu!" Hingga pada akhirnya, aku mendatangi dukun agar segera mendapat keturunan. Namun, kesalahan besar terjadi dan semoga Mas Bagas tidak mengetahui rahasia gelap ini. Ketika aku bersusah payah menjaga rahasia, dengan siapa Mas Bagas bersenda gurau di dalam kamar?

Last Update

Editor´s Choice

DEEPEST DESIRE

Swt Neetarh

Married To An Old Billionaire, In Love With His Son

Wunmi Ijaola

CARA

miss.ssab

Rise Of The Black Cat

Nana_raeni06

Tangled with the CEO

Caia Clearwood

Entropy Trilogy 1: Melting The Hate

Shimmy

Recommendation

CHAINED

CieLbiTch

Short Stories

Abhieeeeee

the scar

bard

DEEPEST DESIRE

Swt Neetarh

The ultimatum

morolayo_

Hush: The Secret of the Wind

Deeveeon Lien

STAR STRUCK: ends of a preface

ao_hime

Bear Hug

TaongWalangForever

La Elora; Vengeance & Lenience

Khrystine D

La Vita è Bella con te (Book 2)

carmelayvttee

Book Comment (444)Leave your comment on App

• 
  FFJETP1N

  cerita yang hebat . saya amat menyukainya . seram,geram, sedih wah sangat lengkap 👍.

  15/08/2022

    1
• 
  BaruAkun

  Reza

  5d

    0
• 
  SaraaNadya

  ok good

  14d

    0
• 
  AlfatihDamia

  kaka

  24d

    0
• 
  Liadmnnk

  Bgusss

  25d

    0
• 
  Indrawati

  ˢᵃⁿᵍᵃᵗ ᵇᵃᵍᵘˢ ᶜᵉʳᶦᵗᵃ ⁿʸᵃ

  27d

    0
• AgustinusAgustinus

  oky

  21/07

    0
• Donyangel

  nice story

  20/07

    0
• Wulan

  baik

  18/07

    0
• FikriDanish

  cerita ini sangat menarik

  11/07

    0

• Total: 63

• Chapter 1 Nyinyiran Tetangga

  "Itu lho, istrimu kok belum hamil juga? Udah, nikah aja lagi. Nabi aja istrinya buanyak gitu gak mas

• Chapter 2 Mbak Ningrum

  Menjelang sore, aku berencana ke dukun itu. Mas Bagas belum pulang dari kebun. Ia berkata mungkin ag

• Chapter 3 Gumpalan Daging

  "Lah, kamu kenapa?" tanya Mas Bagas. Aku menunduk, menyembunyikan ekspresi kesakitan ini.
  "Mungkin m

• Chapter 4 Mengandung Anak

  Tepatnya satu bulan kemudian, aku mulai merasa mual-mual setiap pagi. Mencium bau amis ikan langsung

• Chapter 5 Berubah

  Ibu bilang akan pulang satu minggu lagi. Ini kesempatanku untuk kembali menghangatkan hubungan. Enta

• Chapter 6 Jeritan Arwah

  "Mas ... mas bangun!" 
  Aku menggoyang-goyangkan tubuh Mas Bagas. Tidurnya sangat lelap. Suara tangisa

• Chapter 7 Kecurigaan

  "Nay, suamimu selingkuh."
  Apa ini?
  Seketika air mata jatuh. Terdengar suara Nadia yang memanggilku. Ke

• Chapter 8 Tak Menyangka

  "Iya, mungkin kamu bener, Nad. Aku saja muak dan tertekan selalu ditodong sama mertua. Belum lagi ny

• Chapter 9 Rasa Sakit

  "Dek, buka pintunya, mas kedinginan."
  Berkali-kali ia mengetuk pintu. Cuaca memang sedang dingin, ang

• Chapter 10 Rencana Pindah

  Aku membuka mata. Sekitaran tampak gelap. Usai bangun dan mengumpulkan tenaga, aku menyalakan lampu

• Chapter 11 Pengakuan Nadia

  "Nay! Naya, sini kamu! Cepat!"
  Aku terbangun, mata masih berat menatap hari. Tubuh masih terasa sakit

• Chapter 12 Mengungkap Fakta

  Aku pulang dengan pikiran berkecamuk. Jika dilihat sekilas, Sakha adalah pria yang agamis. Memakai p

• Chapter 13 Penasaran

  "Mas, aku juga denger. Tadi waktu mas sama ibu keluar, aku lapar dan mau beli makanan. Lewat rumahny

• Chapter 14 Dia yang Mengikutiku

  Aku asyik menggulir beranda Facebook ketika itu. Ketika sedang menonton siaran langsung toko online,

• Chapter 15 Bimbang

  Aku masih hidup, remang-remang lampu yang membuat mata silau karena cahayanya. Di sekeliling ada ban

• Chapter 16 Mertua Tak Tahu Diri

  "Nay, Naya! Sini cepat!"
  Aku yang sedang memasak pun buru-buru menghampirinya. Nenek lampir itu tak s

• Chapter 17 Akhirnya Pindah

  Entah bagaimana Mas Bagas membujuk ibu tadi pagi, pada intinya ibu setuju dan akan tinggal di rumah

• Chapter 18 Misteri Danau

  "Eh! Ngapain di situ! Jangan mandi di sana!" teriak seseorang yang membuatku terkejut. Ah, enak-enak

• Chapter 19 Ke Rumah Mbak Daniar

  "Mbak? Assalamualaikum, Mbak?" Aku terus mengetuk pintu dan mengucap salam. Namun, sepertinya tidak

• Chapter 20 Kembali Merasa Curiga

  "Mas, ini bekas apa, ya?" Aku bertanya setelah Mas Bagas baru pulang kerja. Ia menghela napas sebent

• Chapter 21 Bagaimana Bisa?

  "Maaas!"
  Ini tidak mungkin, ini mustahil! Aku tidak mungkin salah!
  "Kenapa, Dek?" Aku menatap wajahnya

• Chapter 22 Sosok itu Bernama Nadia

  Aku menghirup napas sedalam-dalamnya. Ternyata tadi hanya salah lihat. Mas Bagas masih ada di sampin

• Chapter 23 Jadi Mata-mata

  Mas Bagas?
  Itukah dia?
  Aku tidak langsung berteriak memanggilnya. Namun memilih untuk mendekati pria i

• Chapter 24 Sosok Anak Kecil, Arwah Bayiku?

  "Astagfirullah, Dek. Sadar!"
  Hanya itu yang terdengar. Aku tidak bisa merasakan apa-apa. Mata terbuka

• Chapter 25 Aku Berhalusinasi?

  Aku menarik baju Mas Bagas. Namun, ia seakan tak menghiraukan. Ada apa dengannya? Tak mungkin halusi

• Chapter 26 Apa Maksudnya?

  Malam hari setelah makan, Mas Bagas memberiku baju ganti. Padahal posisi saat itu sedang menyusui. A

• Chapter 27 Aku Tidak Gila!

  "Makan bunga melati? Ta--tapi ...." Mas Bagas menoleh ke arahku, kami beradu tatap beberapa saat sam

• Chapter 28 Anakku Sayang, Anakku Malang

  Mata berat sekali untuk dibuka. Tubuh pun lemas, menatap orang-orang yang berdiri di sebelah kanan.

• Chapter 29 Dituduh Selingkuh

  Apa salahku? Mengapa Mas Bagas begitu murka? Sejak tadi pagi ia tak mau menegur. Bahkan sarapan dan

• Chapter 30 Membenci Mas Damar

  "Gak, Mas! Dia fitnah! Dia yang mau melecehkan aku. Dari kemarin ke rumah setiap kali mas gak ada!"

• Chapter 31 Kaukah Anakku?

  Tidak ada sakit hati yang lebih perih dibanding karena suami sendiri. Mas Bagas yang dulu begitu men

• Chapter 32 Haruskah Berkata yang Sebenarnya?

  [Dicari! Orang hilang dengan ciri-ciri sebagai berikut ….]
  Mas Bagastampak serius membaca status Face

• Chapter 33 Menghindari Kematian

  Setelah Mas Bagas berangkat kerja, pintu jendela kututup rapat. Kini waktunya membuka keramik biru m

• Chapter 34 Pemakaman Berdarah

  "Astagfirullah, Pak! Ibuk! Keluar dulu semuanya!"
  Aku yang kebingungan ada apa hanya terdiam melihat

• Chapter 35 Tiga Hari Mencari Tumbal

  "Mas, kamu mau ke mana pagi-pagi buta begini? Bukannya masih masuk kerja?"
  Aku menahan tangannya, mas

• Chapter 36 Mas Bagas ke Mana?

  Pagi hari tiba, tidur semalam tidak nyenyak. Antara tidak betah tidur di rumah orang, juga khawatir

• Chapter 37 Menumbalkan Ivan

  "Nak Ivan, pasti bosen banget, ya di kamar mulu? Keluar, yuk!" ajakku lembut. Bocah itu melirik ke a

• Chapter 38 Berusaha Menyelamatkan Mas Bagas

  Malam tiba, tenda digelar, begitu juga ramainya orang berdatangan. Suara parang yang diasah tajam, m

• Chapter 39 Pemuda yang Kukorbankan

  "Friska, kamu cantik sekali. Perawatan, ya?"
  Aku risih ketika tangan itu lancang menyentuh pipi. Ingi

• Chapter 40 Penasaran Siapa Nadine

  Ini akan menjadi hari yang sibuk, Mas Bagas berangkat lebih cepat. Pukul tiga subuh kami bangun, dia

• Chapter 41 Melalui Jalan Terlarang

  Aku diam menunggu Mas Bagas pulang. Bayang-bayang aneh yang meneror hari-hari cukup menyiksa batin.

• Chapter 42 Ada Apa dengan Mas Bagas?

  "Gendis, kamu?" Aku membekap mulut tak percaya. Wanita yang katanya sudah meninggal ini duduk memela

• Chapter 43 Malam Romantis

  "Mas gak ingat sama sekali. Seingat mas gak pernah bentak kamu dan—"
  "Aku juga gak percaya, Mas, tapi

• Chapter 44 Lelah dengan Sikap Mas Bagas

  "Apa maksudmu penyakit? Kamu pikir aku ini penyakitan? Kamu itu yang mandul, sakit sampai gak bisa h

• Chapter 45 Mencari Sebuah Titik Terang

  Sudah dua minggu lamanya, aku mengalami kekerasan fisik berulang dari Mas Bagas. Malam itu, ia terta

• Chapter 46 Haruskah ke Kampung Lama?

  Ah, Mas Bagas sangat sulit diyakinkan. Aku harus bagaimana? Sulit jika ia tak percaya, susah diobati

• Chapter 47 Semoga Bisa Membantu

  Aku melirik ke arah Mas Bagas yang mendekati kami. Pak Arif pun kembali ke tempatnya, pura-pura tak

• Chapter 48 Dendam dengan Arwah

  Nadine, Nadine, Nadine! Mengapa ia selalu menyebut nama sialan itu? Tergesa-gesa aku pergi ke rumah

• Chapter 49 Pergulatan Batin

  "Dek, mana kopinya?"
  Aku tersentak, lantas menyembunyikan bayi itu di belakang badan. Mas Bagas melir

• Chapter 50 Ruqyah

  Aku terdiam, ancaman si mbah sepertinya akan menjadi kenyataan. Orang-orang di luar rumah dimintai p

• Chapter 51 Tertangkap Basah

  "Mas, aku takut kamu nanti—" Perkataanku terpotong, ia langsung memeluk tubuhku. Sangat rindu dengan

• Chapter 52 Didatangi Mas Bagas

  Ada satu lagi lelaki yang ingin kumusnahkan dari muka bumi. Dia yang kegagalan dan selalu mencuri wa

• Chapter 53 Mertua Tak Tahu Diri (2)

  Tangan sudah tak tahan ingin menampar nenek lampir itu. Seenaknya saja menyuruhku bercerai, memangny

• Chapter 54 Ingin Segera Berakhir

  Dengan izin Mas Bagas, aku dan Mbak Ningrum pergi ke rumah Pak Abdul untuk bertanya tentang Nadine S

• Chapter 55 Menemukan Tulang-belulang

  Pak Abdul berlari entah ke mana, sedang istrinya berteriak meminta pertolongan pada tetangga di luar

• Chapter 56 Arwah Penasaran

  Aku terduduk, terdiam lesu usai melihat tumpukan tulang-belulang ini. Mereka juga bergeming, bagai m

• Chapter 57 Anak yang Malang

  Bab 57
  "Itu kepala siapa? Astaga!”
  Aku membekap mulut, hampir pingsan melihatnya. Beberapa orang di si

• Chapter 58 Mengorbankan Manusia Lagi?

  "Ya Allah, Pak. Masa kita mau korbankan manusia tak berdosa ini lagi?"
  “Manusia tidak berdosa?” Ustaz

• Chapter 59 Masa Lalu Nadine

  “Mbak, tolong deh ini jenazah ingin dikuburkan secepatnya. Pemakaman lain ada, tapi yang khusus korb

• Chapter 60 Membakar Peti

  "Mbak! Mbak!"
  Aku panik, lantas menggoyang-goyangkan tubuh itu. Seketika ia terjatuh, pingsan, dan te

• Chapter 61 Mas Bagas Marah

  Aku hanya diam melihat peti mati itu hangus menjadi abu. Tak peduli jeritan kesakitan yang berasal d

• Chapter 62 Mengubur dengan Layak

  "Mas, masih marahkah? Bukannya adek sudah minta maaf dan menyesal?"
  "Apa kamu gak mikir dulu sebelum

• Chapter 63 Aku Hamil?

  Aku tergesa-gesa keluar dari kamar mandi. Mas Bagas yang menunggu di pintu dapur terlihat mondar-man