Total : 40Part 1
“Angel!” teriak Bu Maryam. Aku gelagapan, mana hijab belum dipakai lagi. Kesalahanku juga sih, duduk
readmore Part 2
Masih terbayang jelas olehku, ekspresi Ustaz Attar saat kukerjai kemarin. Bukan maksud hati berbuat
readmore Part 3
“Ustaz! Tolong Ustaz, Angel pingsan!” teriak Tata. Aku masih tetap dengan aktingku, pura-pura pingsan
readmore Part 4
Pagi ini, saat kokok Ayam Jago ramai terdengar. Aku justru masih bergulung dalam selimut. Entahlah s
readmore Part 5
Lima hari sudah berlalu, kondisiku sudah jauh lebih baik. Bahkan bintik-bintik merah di tubuhku suda
readmore Part 6
Hari ini, sepi menurutku karena biasanya aku berangkat sekolah bersama Tata. Akan tetapi, kali ini a
readmore Part 7
Masih terasa sedihnya, saat Ustaz Attar menolakku kemarin. Sehingga aku tak berniat meneruskan pelaj
readmore Part 8
Konyol memang, bisa-bisanya aku minum air kobokan. Hanya gara-gara terbawa emosi dan bodohnya, sampa
readmore Part 9
Aku mengeluarkan plastik berisi kertas surat yang tadi siang sempat kubeli. Perasaanku makin menggeb
readmore Part 10
Susah payah aku menekan rasa sakit akibat penolakan berkali-kali. Namun, sedikit pun tak pernah memb
readmore Part 11
Sepulang sekolah kemarin, aku dan juga Tata sempat mengikuti Ustaz Attar pulang ke rumahnya. Sebenar
readmore Part 12
Mendengar cerita dari Tata tentang penolakan yang dilakukan oleh Ustaz Attar, Ibu meradang. Beliau t
readmore Part 13
Terhitung sudah tiga hari berlalu. Sejak kejadian memalukan di rumah Ustaz Attar tempo hari. Sejak i
readmore Part 14
“Bu!” Tergopoh-gopoh aku berlari menemui Ibu di belakang rumah. “Ada apa ini Cah Ayu? Kok, lari-laria
readmore Part 15
Tangisku pecah. Tepat saat Ustaz Attar dan gadis itu berdiri bersamaan. “Ustaz, jahat!” Semua orang y
readmore Part 16
Wajah Tata pucat seketika, begitu pun aku. Skorsing bagi kami adalah hukuman paling mematikan karena
readmore Part 17
Siang itu setelah sholat Zuhur, aku dan Tata memilih duduk di teras rumah Ustaz Attar untuk mencari
readmore Part 18
“Umi! Dia itu murid saya di sekolah!” “Ya, nggak papa, toh. Jodoh nggak ada yang tahu, Le.” Aku sibuk
readmore Part 19
Aku menatap jarum jam dinding yang bergerak menyisiri susunan angka satu persatu. Bayangan perempuan
readmore Part 20
Sesampai di ruang UKS. Ternyata tak ada orang. Beliau merebahkan aku begitu saja di atas ranjang. S
readmore Part 21
Aku berlari menjauh. Bukan ke sekolah, tetapi berjalan pulang. Tata berusaha mengejarku tetapi kutah
readmore Part 22
“Lu, nggak bercandakan, Ta?” “Ngapain, gue bercanda soal serius begini, Ngel!” Aku sudah tak berminat
readmore Part 23
pov Ustaz
Profesi sebagai seorang guru seperti keinginan umi. Terkadang membuatku harus berperang batin. Karen
readmore Part 24
Niatku untuk menjauh ternyata membuahkan hasil. Dia benar-benar tak menganggap aku ada sama sekali.
readmore Part 25
Tok-tok! “Assalamualaikum.” Riuh suara dari pintu depan. Sepertinya itu Tata terdengar dari suara cemp
readmore Part 26
pov Tata
Bersekolah di sebuah madrasah yang keseluruhan muridnya adalah perempuan. Bagiku teramat membosankan
readmore Part 27
“Kita mau kemana sih, Ta?” tanyaku saat Tata memaksaku mengikutinya ke toko pernak-pernik tempo hari
readmore part 28
Setelah kepulangan Ustazah Meyra. Aku membawa masuk kotak musik pemberian Ustaz Attar yang dititipka
readmore Part 29
Sekarang aku sudah tercatat jadi seorang Mahasiswi sebuah fakultas ekonomi di universitas ternama di
readmore Part 30
Setelah kejadian menyesakkan kemarin aku langsung pulang menuju indekos. Aku tak peduli pada Ibu yan
readmore Part 31
“Ta, Lu di mana?” “Di rumah, Ngel.” “Oke gue ke sana sekarang.” Tanpa menunggu jawaban dari seberang
readmore Part 32
Pagi yang dingin, bahkan untuk keluar kamar saja rasanya enggan. Namun, semenjak statusku berubah me
readmore Part 33
“Ustaz, kapan saya boleh kembali kuliah?” Pertanyaan itu meluncur begitu saja saat makan malam. Ya, m
readmore Part 34
“Bisa kita bicara?” tanya suamiku, ketika aku selesai mengucap salam. Aku buru-buru membuka mukena. D
readmore part 35
Pulang dari warung, begitu tiba di rumah sepeda motor Ustaz Attar sudah terparkir di halaman. Ternyat
readmore part 36
“Serius, lu, Ngel? Lu sudah balik kuliah lagi” Tata antusias mendengar ceritaku. “Yoi, gaes. Jadi tia
readmore Part 37
“Ustaz, bisakah hari ini agak sore menjemputnya? Soalnya saya ingin mengajak Tata makan di luar.” Ak
readmore part 38
Dari semalam aku memilih mendiamkan Ustaz Attar. Berharap dia mau minta maaf. Biar bagaimana pun, Ta
readmore part 39
Malam harinya begitu aku sudah bersiap masuk ke kamar. Pintu samping rumah tiba-tiba ada yang mengge
readmore part 40
Tata berdiri di belakang bersama dengan Ibu dan Bapak. Sambil memegang kue ulang tahun. Detik beriku
readmore
please part 2
23h
0baikk
3d
0novelnya seru bangett tpii mau kelanjutannya gimnaaa saya harap penulisnya melanjutkan ceritanya,, penasaran sama endingnya
3d
0bagus
8d
0BEST
10d
0Best👍
20d
0Baik
23d
0kawan sejati btul
27d
0lanjut kak... ditunggu cerita selanjutnya
26/10
1cerita nya lucu sumpah
23/10
0