Tag(s):
• Misteri
• Supranatural
• Thriller

Bude heran karena warungnya perlahan sepi pengunjung sejak ada warung soto baru. Setiap minggu selalu ada korban kecelakaan tepat di depan warung tersebut. Apakah pemilik warung soto itu memakai jin penglaris? Lalu, jeritan siapa yang menghantui tiap malam?

Last Update

Editor´s Choice

Serendipity's Song

bard

One wrong step, I lost Olivia and my pregnancy

LADY GLOW

Painful Smiles

Princess Treasure Chuks

Phasma Phase 2

Psynoid Al

Pretence

Nayko Ayasame

The Missing Secret Princess

Astraea

Recommendation

Crossover (ENGLISH)

weakdreamer

THE TWINS

Ruth Jonah

The Separated Twins

Chrisney D Writes

The Path To The Right: The Master Of None Saga

W.B. Merlin

Queen and Prince of Ruins in Eternal Travel

SasinaZariel

Emotionless Woman (English Version)

EmotionlessMissK

What Lies Beneath the Sea

ATARAXIA

Far Away

Aesteria

Alesana Rosent

IAmRoseee

Entropy Trilogy 1: Melting The Hate

Shimmy

Book Comment (465)Leave your comment on App

• 
  sulistiowatiEndhah

  ceritanya bagus, alurnya jelas

  19/05/2022

    0
• 
  azzahrazulaika

  bagus sekali ceritanya

  15/05/2022

    0
• 
  Arisky Agung

  bagus banget novel ini sangat seru untuk di baca dengan siapapun

  13/05/2022

    0
• 
  PrincessaSilsya

  pls bgs bgt cerita kaka, semangat ka-! 💗

  09/05/2022

    9
• 
  AkbarRayhan

  pintar punya pemikiran yang cukup tinggi

  12h

    0
• 
  Roma Utine Zareen

  saya suka

  6d

    0
• 
  suwitoro

  saya tertarik dan mulai membaca

  10d

    0
• 
  InfinixFaris

  baik

  11d

    0
• 
  AnggelSindy

  bagus

  11d

    0
• 
  SepAsep

  Bagus Seru Enk DI Baca Paka NY Apk NY Seru Banget

  12d

    0

• Total: 36

• Chapter 1 Usus Tercecer di Jalan

  "Kumpulin otak sama ususnya!”
  Suara tulang yang retak tertindas ban truk itu membuat beberapa orang d

• Chapter 2 Arwah Korban Kecelakaan

  "Kenapa, Nez?" 
  Aku masih berusaha mengendalikan deru napas yang memburu. Suara-suara itu sangat meng

• Chapter 3 Sesuatu di Kuah Soto

  Aku tak salah lihat, itu bukan halusinasi! Dengan jelas aku melihat sosok Bude di depan pintu. Apaka

• Chapter 4 Jangan Ganggu Aku!

  Sambil menahan rasa mual, aku menutup pancinya dan berlari ke luar. Dugaan Bude benar, warung ini me

• Chapter 5 Kaham

  "Nduk? Bangun, Nduk! Kok tidur di lantai?"
  Aku membuka mata perlahan, melihat Bude yang sudah berada

• Chapter 6 Jangan Diambil

  Sehari setelah kejadian itu, tubuhku terasa berbeda dari biasanya. Pakde memantrai sebotol air miner

• Chapter 7 Teror Ajeng

  Uang di saku bajuku diambil paksa oleh Bude. Tatapannya tajam, raut wajahnya sulit diartikan. Apa ya

• Chapter 8 Batang Bambu

  Hanya ditemani cahaya senter dan suara jangkrik, aku dan Pakde berjalan membelah gelapnya malam menu

• Chapter 9 Korban Lagi

  Aku terduduk lemas, Bu Sri terus meronta-ronta meminta dilepaskan. Ajeng mencekik leher Bu Sri tanpa

• Chapter 10 Mayat Hidup

  Orang-orang mulai ramai berdatangan, sedang aku mematung di tempat; bingung apakah semua ini kenyata

• Chapter 11 Kelawuk

  "Tolong anak saya, Pak! Dari kemarin nggak mau makan, antara hidup dan mati!" ucap ibu itu terus mem

• Chapter 12 Sosok Menyeramkan

  Kecurigaanku pada Pakde semakin kuat sehingga ia izin keluar rumah padahal hari sudah gelap. Sambil

• Chapter 13 Cabik Sukma

  “Pakde! Kenapa buhulnya nggak dikembalikan aja? Pakde nggak marah?” tanyaku kesal. Setelah semuanya

• Chapter 14 Hendak Balas Dendam

  “Assalamualaikum, bolehkah saya masuk?”
  Setelah Hafiz dibawa pulang ke rumah untuk mengganti baju, se

• Chapter 15 Hendak Balas Dendam

  “Balas dendam?"
  Seketika semua orang bangkit dan saling tatap. Pak Mahmud tampak begitu emosi, wajahn

• Chapter 16 Hadiah Umroh

  Sepulang dari makam, aku menjadi lebih pendiam. Ucapan ibu-ibu tadi masih terbayang, takut jika kela

• Chapter 17 Jarum

  “Bude?”
  Aku terkesiap begitu melihat Bude berdiri di depan pintu. Ketahuan sudah, haruskah berbohong?
  

• Chapter 18 Mbak Gayatri

  "Nduk, jangan beri tahu Pakde soal ini. Nanti kamu dipulangkan ke kota," ucap Bude lalu mengambil ai

• Chapter 19 Meminta Daging Mentah

  “Permisi, Mbak Gayatri-nya ada?” tanyaku kepada seseorang yang membukakan pintu. Ia adalah pria yang

• Chapter 20 Buntelan Merah

  Setelah diberi minum, wanita itu dibaringkan di atas sofa dan diselimuti. Bude dan Pakde keluar, kat

• Chapter 21 Arwah Korban Kebakaran

  Aku terdiam beberapa saat; bingung dengan sikap kasar Bude yang berani membentak. Seumur hidup, baru

• Chapter 22 Tuduhan Tak Berdasar

  "Nduk, sepertinya kamu berhalusinasi. Sudah, kembali istirahat.”
  Aku tertegun, tak mungkin sekadar ha

• Chapter 23 Keputusan

  Sudah dua hari ini warung Bude kembali sepi. Tampaknya karena pengaruh tuduhan orang-orang sinting i

• Chapter 24 Menjijikkan

  “Assalamualaikum ….” Aku membuka pintu perlahan, rupanya tidak dikunci. Warung sudah tutup, mungkin

• Chapter 25 Penglihatan Seram

  "Astagfirullah, Dik! Kamu kok kotor begini? Dari mana?”
  Aku mengatur napas, memperhatikan perempuan i

• Chapter 26 Sosok Bocah Tanpa Kepala

  “Pakde! Buruan anter Inez temenin ke situ!” Aku menarik tangan Pakde, memaksanya pergi ke suatu temp

• Chapter 27 Bukan Tumbal Warung

  Sudah tiga hari ini badanku panas tinggi. Pakde berkata, ini karena terkejut melihat hantu yang meny

• Chapter 28 Jeritan

  Selagi Bude tidak ada di rumah, aku berencana membongkar lemarinya. Ya, buntelan merah itu masih men

• Chapter 29 Pakde Semakin Aneh

  Aku berteriak kencang hingga tenggorokan terasa sakit. Benarkah yang kulihat ini? Mengapa Bu Sri men

• Chapter 30 Ingin Daging Mentah

  “Nez? Nez? Syukurlah udah bangun. Ini minum dulu jahe hangat.”
  Aku membuka mata perlahan, kesadaran b

• Chapter 31 Dirasuki Roh Jahat

  Semalaman tak bisa tidur, memikirkan Pakde yang semakin hari semakin aneh. Bude tak tahu ke mana dit

• Chapter 32 Pengakuan Pakde

  “Pak Ustaz? Gimana? Mana Pakde?”
  Lelaki itu terdiam sejenak, kemudian menghela napas. Tanganku gemeta

• Chapter 33 Mencari Jenazah

  “Dia siapa?” Mataku tertuju pada seseorang yang tiba-tiba datang. Mbak Widya, ia tampak berbeda. Kem

• Chapter 34 Kedatangan Ayah

  Baru berjalan beberapa langkah, kami dikejutkan dengan suara teriakan Pakde dari rumah. Tergesa-gesa

• Chapter 35 Kisah Akhir

  “Sudah, jelaskan saja. Cepat atau lambat semuanya akan tau, nggak baik juga terus-terus berbohong.”
  P

• Chapter 36 Misteri

  "Nez, ayo ikut Ayah ke kampung. Ayah mau lihat kondisi rumah almarhum Pakdemu sebelum dijual," ucap