Total : 90Bab. 1.
Di sebuah rumah sakit. Seorang laki-laki dengan wajah khasnya tengah terbaring tak berdaya di ruang V
readmore Bab. 2.
Pagi itu seperti biasa, Rio telah berada di ruang kantornya. kali ini dia benar-benar tidak bisa ber
readmore Bab. 3.
Hari itu, adalah hari yang sangat-sangat di luar dugaan. Di mana segala rencana terkadang tak sesuai
readmore Bab. 4.
Ceklekk. Terdengar pintu dibuka, Rio masuk tanpa ragu-ragu. Pandangannya langsung mengarah ke atas te
readmore Bab. 5.
Pagi itu masih dingin, gerimispun seakan betah untuk tinggal di bumi, mengiringi sepasang suami iste
readmore Bab. 6.
"Ehem." Rio berdehem keras, ketika langkahnya sudah dekat. Bunga yang mendengar suara itu, spontan me
readmore Bab. 7.
"Tentu saja itu tidak mungkin." Tia tersenyum dengan jawaban yang keluar seenaknya dari bibir milik B
readmore Bab. 8
Mereka larut dalam pelukan itu, sampai pada akhirnya Bunga melepaskannya sendiri. "Tante duduk." Bunga
readmore Bab. 9.
Dia hanya sedikit perduli akan temen satu kelasnya, sebut saja dia Veli. Seorang cewek kurus bermata
readmore Bab. 10.
MOBIL sport berwarna merah melaju dengan kecepatan sedang, sejak beberapa menit yang lalu. Tak ada s
readmore Bab. 11.
DI KAMAR. Rio menurunkan tubuh Bunga ke atas sprimbed, dan menghirup oksigen yang serasa mau habis. "A
readmore Bab. 12.
Keesokan Harinya Saat itu jepang sedang memasuki musim gugur. Yang sering kali di sebut HANAMI yaitu
readmore Bab. 13.
Bunga menatap samar-samar cahaya kuning yang melewati pentilasi jendela di kamar mewah milik Rio. Da
readmore Bab. 14.
Sarapan pagi selesai sejak beberapa menit yang lalu. "Apakah hari ini kamu akan masuk kerja kak?" Tan
readmore Bab. 15.
"Silahkan. Ada kepentingan apa kau kemari? Seharusnya kau tak datang kesini." Rio bernada seperti ti
readmore Bab. 16.
"Jika kamu merasa gerah, akan segera ku siapkan air mandi untukmu." "Aku bisa melakukannya sendiri."
readmore Bab. 17.
Malam itu di ruang makan. beberapa anggota keluarga Kenshin tampak antusias duduk mengelilingi sebuah
readmore Bab. 18.
Briyan menerimanya dan segera meneguk segelas air yang di berikan Tuan Kenshin. "Briyan, apa yang sed
readmore Bab. 19.
Keesokan harinya, mereka sudah bangun. Seperti biasa Rio akan pergi ke kantor. "Sayang, pergilah berb
readmore Bab. 20
Bunga berada di kamarnya. Dia berganti baju, karena mungkin sebentar lagi pelayan yang di perintahkan
readmore Bab. 21.
Keadaan menghening sejenak. SEEEETTT Briyan menekan tombol otomatis untuk mengunci seluruh pintu mobil
readmore Bab. 22
Mereka berdua segera melepaskan ciuman itu dan menoleh buru-buru seorang pelayan bersujud di kaki Ri
readmore Bab. 23
"Ma-mau kebawah." Bunga menjawab dengan gugup, ia tahu bahwa saat ini suami nya pasti sedang menahan
readmore Bab. 24
Semua orang saling diam. Bingung dengan apa yang terjadi. Sementara Via yang juga berada di situ tamp
readmore Bab. 25
"Bunga apa kamu baik-baik saja?" tanya Reza panik. "Iya Aku baik-baik saja, Aku hanya sedikit mual, b
readmore Bab. 26
Rio mematung beberapa detik. "Apa yang Via inginkan, Apakah dia tidak tahu bahwa saat ini Aku sedang
readmore Bab. 27
Mereka saling melepaskan hasrat yang terpendam. Briyan melempar pakaian Via ke sembarang arah. Seper
readmore Bab. 28
"Aku akan pulang, jika kakak ipar tidak menolak keinginanku!" Ucap Briyan memaksa. Bunga terbengong.
readmore Bab. 29
"Nona, permisi saya harus mengangkat telpon." Ucap nya sopan. "He'em." Bunga mengangguk sambil memperh
readmore Bab. 30
Rio tak berkedip menatap Asisten pribadi nya, wajah Benikno sedikit lumayan. Tidak tampan, namun tid
readmore Bab. 31
"Rio." Bunga tercengang memandangi nya. "Bukan, tapi suamimu." Rio menjawab sambil ikut menatapnya. Tan
readmore Bab. 32
Benikno dan Reza langsung berdiri, ketika melihat sepasang suami istri itu berjalan mendekati mereka
readmore Bab. 33
Rio langsung mendekat dan duduk di samping Bunga. "Kamu yakin akan menunggu sampai besok, Aku hanya t
readmore Bab. 34
PAGI yang dingin, jarum jam menunjukkan pukul 05:30. Rio tampak menuruni tangga putar dari kamarnya,
readmore Bab. 35
"Oke, Aku sudah selesai sayang." ucap Bunga pelan, tak lama setelah ia selesai mengganti bajunya. Ri
readmore Bab. 36
"Hanya demi dia kamu rela mengataiku seperti itu Briyan, sebegitu berharga nya kah dia di matamu?" P
readmore Bab. 37
Via terkejut melihatnya, refleks dia menutup mulutnya sendiri tapi tak ada reaksi apa-apa darinya. D
readmore Bab. 38
"Sayang are you oke?" Tanya Bunga khawatir. Ia menatap lelaki itu dengan perasaan tak menentu. "Iya A
readmore Bab. 39
"Apa kamu kedinginan? kamu bisa memelukku." Rio menyunggingkan senyuman manisnya. "Terimakasih untuk
readmore Bab. 40
"Maaf paman, sebenarnya kami tak sengaja lewat dan memang tak memiliki rencana untuk berkunjung kesi
readmore Bab. 41
Jam menunjukan pukul 15:00 pm. Rio dan Bunga kembali ke kediaman keluarga Tuan Kenshin. Sedikit membu
readmore Bab. 42
Bunga menangis dengan nafas yang tertahan. Ia tahu sekarang, hidup mungkin tak seindah kembang di ta
readmore Bab. 43
Rio akhirnya berinisiatif untuk keluar saja, ia kembali membopong tubuh lemah milik isterinya dan be
readmore Bab. 44
Mereka hanya saling diam, sampai pada akhirnya datang Nyonya Kazumi dan Benikno. Sedikit membuat kes
readmore Bab. 45
Di rumah kediaman Tuan Kenshin Setelah beberapa menit sampai di rumah, Via segera menuju toilet, ia b
readmore Bab. 46
Awalnya Via sangat terkejut, melihat reaksi Ukimaru yang berbeda dari biasanya. Lelaki itu terus men
readmore Bab. 47
Ceklek... Tiba- tiba pintu terbuka, Rio menoleh. Terlihatlah wajah jutek Nyonya Kazumi dan Via. Merek
readmore Bab. 48
"Anda mau Dokter? ambil lah untukmu. Namun, Aku tak memberinya secara gratis. Anda harus melakukan s
readmore Bab. 49
"Bagus, Aku sangat setuju dan Aku memberi nilai seratus untuk keberanian mu Dokter, tolong jadilah d
readmore Bab. 50
Sudah hampir jam 23:00 tapi mata Nyonya Kazumi sulit untuk terpejam. Ia berjalan mondar- mandir di r
readmore Bab. 51
PAGI ITU. Briyan tengah sibuk memasang dasi milik nya yang berwarna putih bercampur hijau, hari ini a
readmore Bab. 52
FLASH OFF... "Itu hanya tentang masa lalu Bunga sedikit Rio, Mama hanya pengen bilang kalau Bunga per
readmore Bab. 53
"Baik akan ku katakan sekarang." Dokter Andi terdiam sejenak, lalu mengatur nafasnya lagi, yang dia
readmore Bab. 54
"Aaaahhh.... Apa yang kamu katakan Rio, dasar mesum...!! mata Bunga melototinya, namun lelaki berwaj
readmore Bab. 55
Jika kamu merasa lelah karena memikul beban hidupmu.. Cobalah hembuskan nafasmu dengan panjang, kamu
readmore Bab. 56
KEESOKAN HARINYA.... Matahari muncul menghangatkan seluruh tubuh, sejak pukul 06:00 pagi Rio telah ra
readmore Bab. 57
Sesampainya di kantor... Rio langsung bergegas menuju koridor di perusahaan Xen Zhin Group, namun par
readmore Bab. 58
Rio Xen Zhin tersenyum getir, hatinya terasa di aduk- aduk. Ada rasa bersalah yang seakan bersarang
readmore Bab. 59
Setelah kepergian Asisten Benikno dan Pak Juan Rio tampak semakin gelisah. Sesekali dia mendecak bib
readmore Bab. 60
KANTOR POLISI (Unit Keamanan Negara) begitulah kira- kira tulisan yang terpampang di depan sebuah ge
readmore Bab. 61
Sore hari di cafe... Rio Xen Zhin duduk bersandar pada bangku elit di cafe itu, dia datang lebih awal
readmore Bab. 62
"Briyan selama bertahun- tahun kita hidup sebagai seorang adik dan kakak. Kita tidak pernah saling b
readmore Bab. 63
Rio Xen Zhin memiringkan wajah dan langsung menempelkan bibir merah nya di bibir milik Bunga. Peremp
readmore Bab. 64
Malam itu sekitar pukul 01:00 am. Rio Xen Zhin masih tampak sibuk duduk manis di depan laptop kesaya
readmore Bab. 65
Malam pun semakin dingin... Tak terasa sudah sejauh mana dia menyetir... Tiba- tiba ponselnya kembali
readmore Bab. 66
Rio terdiam sembari menghentikan langkah nya yang tiba- tiba saja serasa lemas karena ucapan Bunga.
readmore Bab. 67
"Aku sudah mengatakan nya, kamu tak akan sanggup membangun kan tidur nyenyak nya Via, menyerahlah...
readmore Bab. 68
Mama Tia tersenyum... Ya itulah kasih sayang seorang ibu. Ia pantang menyerah dalam membesarkan puter
readmore Bab. 69
"Haha.... Apakah Aku terlihat seperti wanita kejam Haru? " Via menggesek jari jemari halusnya pada s
readmore Bab. 70
Via Hana malah menggeleng, tak menjawab. perkataan yang terlontar dari mulut orang tua nya. "Ibu mert
readmore Bab. 71
"Ssstttt. . . . " Rio Xen Zhin segera menempelkan satu jari telunjuknya di bibir merah Bunga, otomat
readmore Bab. 72
INDONESIA Pukul 08:00 Wib. Seorang Wanita setengah baya nampak duduk tenang di sebuah restoran mewah.
readmore Bab. 73
Seminggu berlalu. Nyonya Kazumi sudah di perbolehkan dokter pulang kerumah di mana kenangannya sudah
readmore Bab. 74
"Sayang, Aku turun dulu, sepertinya ada hal penting yang ingin Mom sampaikan." "Iya, pergilah." Bunga
readmore Bab. 75
3 hari kemudian. Rio dan Bunga tengah terbaring di atas sprim bed mereka saling berpelukan. "Sayang ad
readmore Bab. 76
Hari-hari berlalu, semusim pun hampir saja dia lewati. Kota tua itu masih di guyur hujan. Sudah hampi
readmore Bab. 77
Hari itu adalah hari dimana Bunga merasakan kegalauan yang sedikit mengganggu. Ada perasaan tak perc
readmore Bab. 78
Masih pagi, Bunga sudah sampai di sekolahnya seperti biasa sebelum masuk ke kelas dia selalu menyimp
readmore Bab. 79
Tak terasa waktu berlalu sangat cepat bisa di bilang kalau pada masa sekolah adalah semester satu. Te
readmore Bab. 80
Seminggu berlalu Bunga sudah hampir terbiasa dengan hari - harinya tanpa Reza. Dan pengirim misterius
readmore Bab. 81
Hari berganti hari, tak terasa waktu terus bergulir. Malam yang menjadi siang dan siang yang menjadi
readmore Bab. 82
Bunga telah mempunyai bukti yang kuat bahwa Veli benar-benar bunuh diri. Dia serahkan surat terakhir
readmore Bab. 83
Sat--Sat--Satria! Dia terus-terus memanggil nama cowok itu namun. "Bung, Bunga hei sayang bangun." Mam
readmore Bab. 84
Jam mata pelajaran bu Dina sudah berakhir Bunga dan Rina langsung beranjak keluar, terlihat Alfin sed
readmore Bab. 85
Bunga terbangun dari tidurnya, Jam sudah menunjukan pukul 04.20 wib. Sebagai orang muslim dia akan mel
readmore Bab. 86
Dan ini adalah kisah pertemuan Bunga dan Satria lagi Di sebuah kamar berukuran sangat luas, yang ada
readmore Bab. 87
Bunga melepaskan pelukannya. Kedua orangtua mereka kemudian menghampiri. "Kalian....?" Ucap Mami Yuni
readmore Bab. 88
Kondisi kesehatan Satria kini sudah terbilang sangat membaik, kedua keluarga besar mereka akan menga
readmore Bab. 89
Beberapa hari kemudian, Bunga masih belum sadar dari pingsannya. Dan bahkan dia tak menyaksikan pema
readmore Bab. 90
Pukul 21.00 WIB Malam itu hujan turun sangat deras. Bunga berada di depan sebuah minimarket, dia baru
readmore
wow saya sangat bahagia liat budaya jepang ini
22/08/2022
0bagus
23h
0cerita nya bagus
3d
0bikin novel ambatron kak
6d
0Baik dan ok
18d
0bagus
18d
0mantap
19/09
0cerita ini bagus
08/09
0sukaa
08/08
1saya suka
06/03/2023
0