“Jalanku sudah buntu. Untuk itulah aku membicarakan padamu. Jika aku menolak permintaan ibu, itu sama saja membunuhnya secara perlahan. Di sisi lain, aku juga tak ingin membohongimu.”
Heera menatap lekat mata Eun Sun. Ia tak habis pikir, kenapa Eun Sun bisa berkata begitu? Tak bisakah Eun Sun berbuat banyak demi ibunya meski harus berpisah dengan kekasihnya? Apa maksud Eun Sun sebenarnya? Ia tak menyangka laki-laki angkuh ini ternyata sangat lemah. Tak bisa mengambil satu keputusan pun.
“Maksudmu, kita harus menikah dan berpura-pura jadi suami istri yang baik di depan ibu?”
“Aku tau, ini tidak adil buatmu. Namun, mengertilah, andai kamu di posisiku, dan kamu juga mempunyai seorang kekasih, pasti akan mengalami hal sama.”
“Sampai kapan? Dan kamu tentu tak berharap Omma cepat meninggal kan?”
Eun Sun menggeleng, “Aku sudah menanyakan hal itu kepada dokter. Dokter bilang, dalam kondisi seperti ibu, sangat jarang bisa bertahan lama.”
Heera terkesiap.
“Walau bagaimanapun, kebahagiaan dan dukungan orang-orang di sekitarnya sangat berarti bagi ibu, bahkan bisa jadi akan memperpanjang umurnya.” Eun Sun terdiam sebentar. “Setidaknya berilah aku waktu, setidaknya selama kamu di sini, siapa tahu selama itu ada keajaiban. Kesehatan ibu membaik dan siap menerima kenyataan ini.”
“Jika tidak?!”
Eun Sun tercekat. Meski sudah menduga akan mendapatkan pertanyaan itu, ia tetap tak bisa memastikan kapan.
“Aku tidak bisa menjanjikan hal itu. Aku tahu, ini beratmu. Namun mengertilah, semua ini kulakukan demi ibuku!”
“Apakah demi ibumu, kamu juga mau bersikap layaknya seorang suami kepadaku?” tanya Heera cepat.
Ikuti yuk keseruan ceritanya yang bikin baper.
menarik
16/07
0semangat
07/07
0seru
22/06
0keren ceritanya
05/05
0wah bagus sekali novelnya
04/05
0the best
02/05
0nice
01/05
0sadarilah dirimu kawan
23/04
0Best crite ni
20/04
0senang membacanya
19/04
0