Total : 741
“Bukan, Sva. Bukan begitu ceritanya!” Ini sudah ketiga kalinya Arkana berteriak tentang hal yang sam
readmore 2
Dirinya dan Arkana berteman sejak kecil. Mereka berteman sejak keduanya tahu bahwa teman semestinya
readmore 3
(Flashback) Laung baru saja masuk ke dalam mobil. Ia menutup pintunya dengan kasar. Lalu berpaling pa
readmore 4
Yang barusan itu hampir saja, pikir Svaha. Setelah mobil Laung menghilang dari pekarangan kamar sewan
readmore 5
“Boo...” Arkana meniup telinga Svaha dari belakang ketika ia sedang membungkuk dengan tindak-tanduk
readmore 6
Sayup-sayup gurau mahasiswa membaur bersama suara serangga musim panas. Pohon-pohon muda menari di l
readmore 7
Arkana sudah setengah mabuk ketika jari-jari panjang yang super dingin itu menancap di bahunya. Gadi
readmore 8
Tumpukan kayu dalam api unggun berkeretak. Remah-remah api memercik terbawa angin ke udara. Bulan pu
readmore 9
Arkana memaksa diri untuk bangun, saat ia bermimpi tentang salah satu murid ibunya; seorang anak nak
readmore 10
Svaha ingat, terakhir kali Arkana memagari hatinya dengan membuat tembok yang tinggi adalah lima tah
readmore 11
Pandangannya jadi sempit karena sinar matahari sore yang begitu menyudutkan. Menyisakan cukup banyak
readmore 12
Satu tangan menggaruk dagu, tangan yang lain mengetuk-ngetuk meja. Di dalam sebuah restoran penuh ta
readmore 13
Cirrocumulus. Kata itu melayang janggal dalam kepala Arkana seperti balon kata dalam cerita bergamba
readmore 14
Mekanisme Coping. Adalah sebuah cara yang sering dilakukan manusia dalam mengatasi trauma atau stres
readmore 15
Arkana tidak pernah menduga kalau menghindari lelaki seperti Laung akan sedemikian mudah. Sebelumnya
readmore 16
Sampai pada akhirnya Arkana tiba dengan Laung di sebelahnya, Svaha pikir acara malam ini akan berjal
readmore 17
Laung harus menjawab telepon dari orang tuanya ketika mereka sampai di rumah—kawasan Lake Side Prope
readmore 18
Kita hanya manusia, bintik-bintik yang bergerak dinamis dalam semesta permainan sang pencipta. Kita
readmore 19
Mereka harus menempuh setidaknya enam jam perjalanan untuk sampai ke kota kecil bernama Eila. Kota k
readmore 20
Svaha sempat memeriksa telepon genggamnya ketika ia dan Arkana turun dari mobil. Hujan gerimis dan k
readmore 21
Arkana ingat, saat Svaha kembali dari kamar kecil. Menanyai hal tak penting yang dijawab dengan kata
readmore 22
Ada atmosfer aneh yang menguap setiap kali lampu ungu dari dalam bar bocor keluar dan memulas permuk
readmore 23
Arkana sengaja tidak langsung menghampiri Svaha, ketika ia melihat perempuan sialan itu—Gilang bicar
readmore 24
Manusia cuma membutuhkan dua kata untuk melegakan diri setiap pagi. Ketika ia bangun dari tidur, ket
readmore 25
Arkana sedang menyapa ibunya, ketika Svaha kembali dengan ponsel tergenggam erat di tangan kirinya.
readmore 26
Svaha tidak pernah menyukai troli belanja. Belum pernah. Tidak pernah seingatnya. Membayangkan bunyi
readmore 27
“Apa kita harus melapor polisi sekarang?” Apa yang barusan itu? Apa aku salah dengar? Tidak, penjelas
readmore 28
Svaha mengingat-ingat kapan terakhir kalinya ia datang ke rumah sakit untuk mengunjungi kolega yang
readmore 29
Veronika tidak banyak bicara pada anaknya sejak mereka meninggalkan supermarket. Keduanya memutuskan
readmore 30
Sebaik apa pun Svaha mencoba untuk menilai dirinya sendiri dan memilah hal-hal menakjubkan yang ada
readmore 31
Waktu itu angin sejuk dari akhir musim hujan meniup-niup daratan kota Eila, memberikan rasa sejuk da
readmore 32
Svaha dan Arkana. Sekarang Arkana baru mengerti kenapa nama itu kedengaran bagus. “Kamu pikir apa kit
readmore 33
Di rumahnya, Svaha memiliki sebuah nampan besar yang hanya dikeluarkan dan digunakan untuk arisan ti
readmore 34
Arkana ingat suatu hari di awal musim hujan. Bulan November. Ketika awan gelap menutup setiap celah
readmore 35
Di antara semua siksaan yang paling menyakitkan, melihat Arkana saat ini adalah yang paling mengerik
readmore 36
Hujan masih turun. Derainya mengetuk-ngetuk atap, memainkan bunyi gemerutuk bergantian dan konstan.
readmore 37
Agaknya, pagi ini Svaha harus mengutarakan rasa sayang dan terimakasihnya pada bayi Savanna lebih da
readmore 38
Arkana seringkali bercanda soal kutukan Veronika, kalau setiap hari dalam hidupnya dimulai dengan me
readmore 39
Meski hujan turun tanpa ampun, membuat lapisan surai di kegelapan malam, Svaha tetap melangkah. Mene
readmore 40
Arkana sudah mabuk berat ketika Svaha dan Cantra tiba di bar itu. Bahkan mungkin Arkana sendiri tida
readmore 41
Dalam sekejap mata, pagi menyublim jadi siang yang mendung. Awan merapatkan diri, membentuk gelomban
readmore 42
Ibunya sempat memanggil Arkana pengecut dan menjitak kepalanya dua kali ketika Arkana bilang kalau d
readmore 43
Terakhir kali ketika Svaha bermimpi Arkana datang ke kamarnya dan mengucapkan selamat tinggal, ia ti
readmore 44
Aku akan mati hari ini. Mungkin aku akan mati hari ini. Itu hanya dua kalimat dari puluhan jeritan A
readmore 45
Hubungannya dengan Cantra selama hampir empat bulan, dan enam jam perjalanan dari kota kecilnya menu
readmore 46
Di antara segala indra manusia yang bertindak dengan insting bebas, penciuman adalah yang paling lua
readmore 47
Svaha sempat khawatir kalau lorong dan lekuk dalam rumah Cantra akan membuatnya tersesat ketika jala
readmore 48
“Ding! Dong!” Arkana terkesiap bangun karena suara jam dinding berpendulum milik Cantra menggema dal
readmore 49
Selain pandai menyimpan masalah dan berakting seolah tak tahu apa-apa, Swan Nirmala adalah wanita ya
readmore 50
Meski hanya bertemu beberapa kali dan baru mengenalnya, Arkana belum pernah melihat Banu Bhuana menu
readmore 51
Svaha sedang mandi sambil meninjau ulang perasaannya pada Cantra ketika seorang mengetuk pintu kamar
readmore 52
Arkana butuh waktu setidaknya lima sampai enam puluh menit penuh untuk mandi, memakai gaun yang dipi
readmore 53
Svaha tidak punya waktu untuk mendeskripsikan semua pemandangan yang ada di depannya. Tentang bagaim
readmore 54
“Arkana… Sayangku, kamu pikir bisa terus-terusan lari dariku?” suara Laung bergema dalam lorong pual
readmore 55
Sementara undangan yang hadir berdiri di sekitar rumpun bunga lavender kesayangan Cantra, hal pertam
readmore 56
Satu bencana besar sudah terlalui. Layaknya badai di tengah laut, ombak besar baru saja surut. Gunca
readmore 57
Beberapa menit setelah akhirnya Svaha berusaha memejamkan mata, dengan harapan bahwa ketika ia bangu
readmore 58
Arkana berguling ke sisi kanan tempat tidur untuk meraih remote tv dan berguling lagi ke arah sebali
readmore 59
“Aku tidak mencintaimu, Svaha. Pergilah dari sini.” “Eh? Apa?” tanya lelaki itu bingung. Svaha mempel
readmore 60
Apa yang Arkana sebut dengan pengalihan adalah terbangun di kamar yang berbeda dan asing pada jam en
readmore 61
“Kamu dan aku tahu bahwa Nirmala adalah keluarga yang dipandang bersahaja dan terhormat dari dulu. T
readmore 62
“Aku tahu kamu telah banyak membantuku, Cantra. Tapi bukan berarti kamu bisa datang ke sini pagi-pag
readmore 63
Arkana menggumamkan sebuah kata ketika Svaha dan dirinya keluar dari kamar Cantra. Sambil menutup pi
readmore 64
Sepertinya petualangan Arkana selama seminggu, berpindah-pindah dari kamar yang satu ke kamar yang l
readmore 65
“Ke mana saja kamu, Banu?” tanya Arkana pada Banu yang baru saja muncul batang hidungnya. “Banyak ha
readmore 66
Café itu terlihat sama dengan pesaingnya dari luar. Namun ketika masuk ke dalam, Arkana merasa disen
readmore 67
Svaha sudah terbiasa diejek karena tidak punya ayah. Di sekolah dasar, karena tak ada yang mengambil
readmore 68
Agaknya, kali ini seorang Ekanta benar-benar menepati janjinya. Ia menunggu anak lelakinya di luar.
readmore 69
Sejak perpisahannya dengan Banu di Hail Hall pagi kemarin, Arkana belum bisa bernafas dengan tenang
readmore 70
Svaha masih belum dapat mengingat dengan spesifik bagaimana ia mengakhiri cerita tentang pertemuanny
readmore 71
Svaha turun dari mobil dan berjalan ke dalam pekarangan rumah megah milik keluarga Bhuana. Lampu-lam
readmore 72
Sudah satu jam Svaha berdiri di ujung balkon kamarnya. Sambil memandangi pekarangan rumah besar itu.
readmore 73
Anggur tinggal setengah botol. Arkana bersandar dengan wajah merah, ia duduk di lantai. Bahunya mene
readmore 74 - Ending
Kota Eila tidak menunjukkan perubahan yang berarti empat tahun belakangan. Semua orang seolah bersep
readmore
😖😓😍😍
1d
0good
2d
0good
5d
0bagus sekali
02/10
0keren
13/01/2023
0best
21/12/2022
1oke
10/12/2022
0top
04/12/2022
0good
15/11/2022
0apakah benar jadi cuan ini taw bohong
23/08/2022
0