Total : 137Part 1
“….. Lalu maukah engkau, Farrin Asytar, menerima Avan Kiandra sebagai pasanganmu. Menerimanya dalam
readmore Part 2
“Aku tak akan meminta izin untuk di perbolehkan masuk olehmu atau tidak. Aku juga akan menunggu, jik
readmore Part 3
Farrin masih tetap dengan pandangannya keluar jendela café yang kini tengah ia gunakan untuk menenan
readmore Part 4
“Aku tahu kau masih belum menerima tentang semua ini. Tapi aku mohon. Jangan terlalu di pikirkan ten
readmore Part 5
“Kau serius atas ucapan mu?” tanya Vian memastikan. Farrin mengangguk mantap. “Ya,” ucapnya. “Apakah i
readmore Part 6
Seperti yang telah mereka setujui sebelumnya bahwa mereka akan menjalani hari yang normal sebagai se
readmore Part 7
Sebenarnya, tak terlalu lama bagi mereka untuk menuju unit apartement yang Vian sewa. Hanya saja, se
readmore Part 8
Farrin tak mampu lagi membendung air matanya yang sedari tadi ia tahan. Ia kini berada di balkon kam
readmore Part 9
[Maafkan aku. Mungkin aku tak akan bisa memasakkan makan siang seperti kemarin karena aku harus menj
readmore Part 10
Farrin memandang teduh wajah cantik nan gembul milik gadis kecil di tempat duduk seberang mejanya it
readmore Part 11
Setelah makan siang yang cukup membuat hati seorang Vian menjadi jengkel, Vian memutuskan untuk tida
readmore Part 12
Vian pernah membayangkan jika kelak ia kencan, ia akan berpenampilan menarik dan terlihat menawan di
readmore Part 13
Sial! Vian telah kecolongan. Ia yakin jika ia tak akan bisa menepati janjinya beberapa waktu yang lal
readmore Part 14
“Jadi, apakah lelaki itu yang membuatmu murung seperti ini? Apa perlu kita kembali dan membiarkanku
readmore Part 15
Vian masih setia duduk dan diam memperhatikan Farrin yang masih sesenggukan. Jika saja bisa, ia ingi
readmore Part 16
Saat ini, Farrin merasa jengah. Karena pria yang beberapa hari lalu ia temui di pantai itu kini tak
readmore Part 17
“Tapi jangan berharap lebih padaku. Aku memang menerima maafmu karena tugasku adalah memaafkan merek
readmore Part 18
Setelah pertemuannya dengan Kiandra di café yang membuat banyak emosinya terkuras, kini Farrin tenga
readmore Part 19
Sementara itu, di belahan bumi lain, sepuluh hari sebelum pernikahan Farrin dan Vian. Avan memandang
readmore Part 20
“Ri, apakah menurutmu keputusanku ini salah?” tanya Avan pada Rizuki. Wajahnya menyendu kala ia meng
readmore Part 21
Jantung Farrin berdebar dengan keras sedari tadi malam. Ia gugup dan sama sekali belum bisa mengatas
readmore Part 22
Bugh! “Avan!” Beberapa pasang mata Nampak terkejut dengan aksi pemukulan yang menyebabkan korban hingg
readmore Part 23
“Dear, aku mohon kembalilah padaku! Selagi masih ada waktu untuk mendaftarkan pernikahan kita ke cat
readmore Part 24
Part 24 “Sudah kukatakan sejak awal bahwa Farrin memiliki kekeraskepalaan Margaret, dan kau tak mengi
readmore Part 25
“Aku tahu kau sudah menyelesaikan acara mandimu dan menguping pembicaraanku dengan Avan. Mengapa tid
readmore Part 26
“Kau ingat anak lelaki yang kau tolong dari para perusuh di taman bermain dulu? Kau yang berlagak so
readmore Part 27
Seolah benar-benar pasangan muda yang baru saja menikah dan ingin segera bulan madu sebelumnya, keya
readmore Part 28
Avan memegang sebuah buku tebal diiringi dengan tatapan kosong sambil terduduk di kursi ayunan taman
readmore Part 29
“Mama ….” “Apa?!” Nazilla mendelik, mengapa sih, putranya ini begitu keras kepala? Jika ia tak mau men
readmore Part 30
Part 30 “Hey, kau istriku sekarang. Tidakkah kita bisa memulai hubungan ini dengan tidur dalam satu k
readmore Part 31
Part 31 “Sebenarnya, Farrin. Apa maksudmu? Apa sebelum ini kau sama sekali tidak menyukai kakakku?” t
readmore Part 32
Part 32 Avan dan Vian memang kembar. Namun, sikap mereka lebih sering bertolak belakang. Avan seperti
readmore Part 33
Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu di apartmen Vian membuat dua pasang mata yang tengah sibuk dengan
readmore Part 34
“Sebenarnya apa yang tengah kalian perdebatkan?” Avan dan Farrin menolek secara bersamaan dan menemuk
readmore Part 35
Setelah makanan mereka tandas, Farrin bergegas untuk bersiap dan Vian yang membereskan sisa makan me
readmore Part 36
“Ma, Mama tak pulang dan mengurus kebun bunga milik Mama?” tanya Vian. Omong-omong, ia merasa bosan
readmore Part 37
Poker Face, itulah yang sedang Avan lakukan saat menghadapi Vian. Dalam Kamus, Poker Face adalah sebu
readmore Part 38
“Mama pergi, Vi.” Nazilla pamit. Ia tersenyum begitu membayangkan raut wajah menantunya ketika ia ku
readmore Part 39
“Syukurlah Mama sudah pulang. Aku bisa menemanimu makan siang sekarang!” Hampir saja Farrin terlonjak
readmore Part 40
“Hubunganku dengannya memang sudah memburuk sedari dulu, Fa. Jika saja ia mau belajar, aku tak akan
readmore Part 41
“Tidak bisakah kau bertingkah sopan seperti wanita pada umumnya? Kau selalu seenaknya. Aku ini bos-m
readmore Part 42
Setelah mengantar Rizuki ke apartmennya, mereka berdua kembali menapaki jalanan beraspal. Farrin yan
readmore Part 43
“Ayo, lakukan sesukamu. Anggap hari ini kakak iparmu tengah menghibur adik iparnya yang sedang gunda
readmore Part 44
"Aku ingin tahu seberapa besar kau mampu menerimaku. Mon Amour, cintaku. Tak ada wanita lain yang ku
readmore Part 45
Vian telah berjuang sendiri untuk hatinya yang telah tertambat pada sosok Farrin. Ia tak bisa menyer
readmore Part 46
“Aku berusaha keras bekerja di kantor dan menangani Mama yang mengamuk, lalu kau seenaknya mengubah
readmore Part 47
“Sudah selesai?” suara Farirn mengagetkan lamunan Avan dan membuatnya hampir terjungkal di kursinya.
readmore Part 48
Atas apa yang telah terucap, sudah terlambat untuk ditelan kembali. Avan sudah telanjur mendengar se
readmore Part 49
Farrin terdiam mendengar perdebatan mereka berdua. Sebenarnya, ia merasa miris akan protes dari Vian
readmore Part 50
“Jadi, hanya kita yang akan menemui Mama dikediamannya?” tanya Rizuki. “Ya mau bagaimana lagi? Hanya
readmore Part 51
Sebenarnya, Farrin ingin mengatakan apa yang sudah dia katakan pada Vian, untuk dirinya sendiri. Me
readmore Part 52
“Kalian datang!” pekik Nazilla saat melihat putra kedua dan pasangannya datang. Sebelumnya, Avan tel
readmore Part 53
“Omong-omong, kau betah juga, ya, dengan pria kaku seperti suamimu itu?” tanya Rizuki. Dari logat bi
readmore Part 54
“Kedua perusahaan ini sama-sama penting, Vi. Perusahaan di Perancis adalah warisan Kakek dari ayah k
readmore Part 55
“Yakin sekali,” batin Avan. Ia sudah terjun di dunia bisnis semenjak usia dini. Akan ada banyak hal
readmore Part 56
“Kau mengataiku Wanita Tua? Aku hanya dua tahun lebih tua darimu, Van!” bentak Rizuki. “Tetap saja ka
readmore Part 57
Begitu Avan meninggalkan meja makan, Rizuki menyusul karena khawatir pada emosi Avan yang terkadang
readmore Part 58
“Anak?” lirih Farrin. “Ya, anak kita. Anak yang akan kau lahirkan kelak dan kita rawat bersama. Aku a
readmore Part 59
“Tidak perlu. Kau bisa langsung menuju alamat yang tertera. Bos mengatakan jika dia sudah menjelaska
readmore Part 60
“Sudahlah, aku akan mencoba membantumu mencarinya. Kau tunggu saja di rumah!” perintah Avan. Farrin
readmore Part 61
Sejak kedatangannya tadi, Avan memang dalam keadaan yang lumayan buruk. Ia belum makan malam dan har
readmore Part 62
“Vi, ada apa dengan dirimu?” Farrin kaget begitu mendapati Vian yang datang dengan darah mengering di
readmore Part 63
Setelah menutup perbincangan mereka lewat panggilan suara, Vian mandi dan sarapan dengan segera. Tak
readmore Part 64
Seseorang dari masa lalu. Bukan seseorang yang teramat istimewa karena tempat itu masih milik Farrin
readmore Part 65
Saat itu .... Vian begitu lega saat menemukan alamat rumah yang tertera di kertas catatan yang tersel
readmore Part 66
“A … a, aku tidak menyangka jika hal ini menjadi sejauh itu,” kilah Vian. Dia tersenyum kecut dan me
readmore Part 67
“Kau memang janda, Len. Tapi bukan berarti kau boleh merendahkan harga dirimu dengan menjadi istri k
readmore Part 68
Lena menunduk begitu mendengarkan perkataan Vian padanya. Bagi pria itu, ternyata dia tak lebih dari
readmore Part 69
“Oke, cukup! Kita bicarakan ini di tempat lain.” Vian masih menyadari tempat mereka berbincang saat
readmore Part 70
“Aku juga sadar, kita memang melakukannya sekali, tetapi tidak dalam artian yang sebenarnya. Entah a
readmore Part 71
Mungkin, Lena bisa diajak untuk berunding baik-baik saja ia sudah bisa bersyukur. Melihat sikap Lena
readmore Part 72
“Jika boleh memilih, aku ingin menjadi satu-satunya orang yang ada di hati dan sisimu, Vi,” ujar Len
readmore Part 73
“Itu karena dia telah memilih Farrin lebih dulu, Van. Hati Vian telah tertambat lebih dulu pada soso
readmore Part 74
Farrin mengumpat di dalam hatinya. Dasar kakak ipar kejam! Seolah tidak senang sama sekali melihatny
readmore Part 75
Vian memikirkan apa yang Farrin ucapkan tentang anak, mungkin saja hal itu benar adanya. Sayang, dia
readmore Part 76
“Jangan memberi harapan palsu padaku, Vi.” “Bukan harapan palsu, hanya saja aku mengatakan hal ini pa
readmore Part 77
“Setelah ini kau akan ke mana?” tanya Vian begitu mereka menyelesaikan makan siang. Meski banyak pek
readmore Part 78
Farrin sedikit tersenyum begitu dia memlihat sifat cemburu yang Vian tunjukkan. Vian sudah mengataka
readmore Part 79
“Syukurlah! Jadi kita bisa menghemat waktu.” Ada perasaan lega dari ucapan itu. Bagi Vian, satu hal
readmore Part 80
"Dan usia kehamilan ideal untuk melihat jenis kelamin adalah di bulan kelima. Mungkin mual dan munta
readmore Part 81
Jika dihitung, belum ada dua bulan usia pernikahan mereka, Farrin harus merasakan pengkhianatan sece
readmore Part 82
“Aku ... aku tadi melihat Vian keluar dari dokter kandungan dengan menggandeng seorang wanita. Aku m
readmore Part 83
“Apakah hal itu pantas dilakukan dengan kakak iparmu? Tidakkah tindakan itu terlalu ekstrem, Istriku
readmore Part 84
Sesampainya di apartemen mereka, Farrin langsung menjatuhkan diri di sofa ruang tamu. Keduanya sama
readmore Part 85
“Jadi, ayo kita selesaikan urusan kita yang belum sempat dibahas. Aku tak ingin kita membiarkan masa
readmore Part 86
“Hanya itu? Tidak ada hal lain yang kau utarakan padaku?” tuntut Farrin pada Vian. Farrin menunggu V
readmore Part 87
Vian terdiam dan bingung harus menjwab bagaimana. Pertanyaan ini terlalu sulit bahkan ketika ia suda
readmore Part 88
“Fa, aku mohon untuk melakukan tes itu terlebih dahulu,” pinta Vian lagi. Mengapa kali ini kekeraske
readmore Part 89
Hanya melihat dari kejauhan saat Farrin menjalin hubungan dengan sang kakak adalah hal berat yang su
readmore Part 90
Melanjutkan studi di tempat yang jauh bukan perkara mudah. Ada banyak pertimbangan untuk bisa memutu
readmore Part 91
Selama ini Vian dikenal cukup pendiam dan menarik diri dari pergaulan umum. Sangat berkebalikan deng
readmore Part 92
“Mama ingin sekali ikut denganmu. Tapi jika Mama pergi, siapa yang akan menjadi tempat Vian bersanda
readmore Part 93
Melepas seorang anak ke perantauan itu berat. Dan kali ini, Nazilla harus merasakan hal itu. Kepergia
readmore Part 94
“Ma, bolehkah aku tetap memanggil Mama, meski aku dan Vian sudah berpisah?” tanya Farrin. Wanita bera
readmore Part 95
“Jadi, bagaimana setelah ini, Nak? Sebenarnya aku sangat menyayangkan perpisahan kalian. Namun, mau
readmore Part 96
“Ikutlah denganku!” Sebuah suara membuyarkan lamunan Farrin yang tengah berdiri menunggu taksi. Di de
readmore Part 97
“Ma, aku merindukan Farrin.” Sudah dua minggu Vian tidak bertemu dengan Farrin. Alasannya? Sudah jela
readmore Part 98
Ah, si kecil, ya? Entah kenapa akhir-akhir ini Vian memikirkan sebutan itu. Tak mungkin ia tak memiki
readmore Part 99
“Avan dekat dengan Papa, juga bukan serta merta dia disayang. Kau tak akan memapu membayangkan bagai
readmore Part 100
Tak ada yang bisa menandingi rasa penyesalan yang Vian rasakan. Keegoisan dari ia dan kakaknya telah
readmore Part 101
“Mama tahu. Kita semua memang pernah dalam keadaan yang sulit dan Mama yakin, kau pasti akan sanggup
readmore Part 102
dengan wanita keturunan ras Kaukasia itu. Jika untuk menahan rindu sejenak saja sudah sebegini berat
readmore Part 103
Ponsel yang Nazilla miliki mungkin saja memiliki bentuk dan merek yang biasa. Namun, perangkat lunak
readmore Part 104
“Tapi, Ma ....” Vian berusaha untuk terlihat tenang, tetapi tidak bisa sama sekali. Dia bukan Avan y
readmore Part 105
Seberapa keras Vian mencoba meyakinkan ibunya untuk mencari Farrin terlebih dahulu, sekeras itu juga
readmore Part 106
“Apa maksud Mama?” tanya Vian sendu. Mungkin apa yang diucapkan sang mama benar adanya, bahwa Vian s
readmore Part 107
“Syukurlah! Mama senang mendengarnya. Apakah Vian banyak menyusahkanmu? Maafkan Mama yang tak bisa m
readmore Part 108
Vian percaya, Rizuki selalu bisa mengendalikan situasi dengan sangat baik. Dan jika digabung dengan
readmore Part 109
“Jika begitu, Adik Kecil. Kau belum bisa menuduhku dengan tepat,” ujar Rizuki. “Kau memang benar, ta
readmore Part 110
“Kau tahu, orang yang sudah menganggapku adiknya? Bahwa tingkah kalian sudah menghancurkan aku. Hidu
readmore Part 111
“Bagaimana menurutmu? Apakah kami masih bersalah di matamu, Vi? Aku bisa membuktikan jika semua itu
readmore 112
“Aku terkesan, Ri. Kau tidak bisa kusetarakan dengan wanita di luar sana dan seolah kau berdiri send
readmore 113
Lena dan Farrin, dua wanita berbeda yang tak bisa disamaratakan untuk urusan hati. “Vi, aku mencerita
readmore Part 114
“Maaf karena berantakan, aku belum sempat bersih-bersih,” ujar Vian sambil berlalu menuju satu-satun
readmore part 115
“Kau tidak menginap saja? Malam sudah semakin larut dan perjalanan pulang juga jauh. Tenang saja, ki
readmore Part 116
Vian mendesah lega. Untung saja Lena telanjur peka dengan keadaannya yang sedang tak fokus. Jika tid
readmore Part 117
Setelah pagi menyambut, Vian bangun dengan tergesa-gesa hingga menolak sarapan yang Lena tawarkan pa
readmore Part 118
Andai Vian bisa memilih, memilih mencintai Lena adalah hal yang dirasa ringan. Ia tak perlu berebut
readmore Part 119
“Ke kediaman yang sudah disediakan, Nona.” Akhirnya, setelah beberapa waktu berlalu pengawal itu men
readmore Part 120
Alex hanya melirik sekilas pada Farrin, saat mendengar wanita itu berbicara lirih. Wanita yang sudah
readmore Part 121
“Kau tahu, aku tak pernah berpikir untuk pergi ke negara ini dengan cara yang terbilang cukup berbah
readmore Part 122
Menjalin kasih dengan dua saudara, yang berujung membuat hatinya galau tak lantas membuat Farrin bah
readmore Part 123
“Nona, meski ini Jepang sekalipun, tempat atau negara di mana ada anime yang kau tonton itu. Pasti a
readmore Part 124
“Tuan, aku lupa jika seharusnya mengirimu orang yang sudah kubawa. Jika kau tahu dari fotonya, tentu
readmore Part 125
Sementara itu di belahan bumi yang lain. Avan memandang pemandangan kota Paris dari jendela kaca kama
readmore Part 126
“Kumohon, Ma,” pinta Avan. “Aku sudah tak bertemu dengannya beberapa waktu ini. Entah kenapa kembara
readmore Part 127
Nazilla terdiam. Ia tak tahu harus bersikap bagaimana kala harus menghadapi satu orang yang sudah ia
readmore Part 128
Rizuki mengangguk pelan. Memang benar bahwa saat itu, dia juga sudah mencegah apa yang Avan lakukan,
readmore Part 129
Dengan segala harga diri yang sudah ia junjung tinggi lalu dihempaskan begitu saja, Nazilla memohon
readmore Part 130
“Ap … apa maksudmu, Ri?” Badan Nazilla mengalami tremor kecil saat Rizuki menyelesaikan ucapannya. S
readmore Part 131
“Vi, hentikan pencarianmu tentang Farrin.” Dengan satu kali tombol ditekan, pesan suara yang Nazilla
readmore Part 132
“Alex,” ujar Natsu. Ia menggoncang pelan tubuh Alex yang tengah terlelap di futon—kasur lantai khas
readmore Part 133
Begitu selesai, Alex segera menuju dapur dan mendapati Natsu serta Farrin yang terduduk dan seperti
readmore Part 134
Setelah Farrin meminta sarapan di waktu dini hari dan Alex serta Natsu mencurigai sesuatu, keduanya
readmore Part 135
“Kau, siapa?” tanya Farrin. Ekspektasinya akan Avan menghilang begitu saja kala ia mendapati sosok p
readmore Part 136
Hingga waktu berubah petang pun, Farrin masih tetap bergeming dan menolak apa pun yang diberikan Nat
readmore Part 137
“Pikirkan anakmu ketika ia nanti bertanya di mana ayahnya!” tukas Rizuki. “Justru karena aku memikirk
readmore
um livro muitos bom
1d
0halo
4d
0kerenn!!!
17/08
0❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
16/08
0sangat bagus
13/07
082749
20/06
0bgusss
08/06
0bagus bgt
14/05
0bagus banget novelnya
17/03
0wow bgus
11/03
0